Waktu Bisa Merubah Segalanya

by - April 14, 2014


Percaya atau tidak, he-eh atau emoh, waktu memang bisa merubah segalanya. Kebiasaan, pola hidup, gaya bicara, watak, tingkah laku, hingga mungkin cara misuh (memaki,red). Itu semua bisa berlaku dengan teman-teman lama kita, pun dengan orang yang bisa kita sebut saudara.


Banyak hal bisa memicunya, mungkin kehidupannya saat ini, keadaan ekonomi, lingkungan tempat tinggal saat ini, dan ... jabatan yang ia miliki (gampangane kekuasaan yang sedang dalam genggamannya).

Beberapa pengalaman yang saya alami, banyak teman-teman saya yang berubah, bahkan beberapa diantaranya bisa dikatakan lebih "ekstrim". Mulai menjadi tukang tipu, gak bisa dipercaya, hingga menjadi tukang ancam dengan segala kata-kata busuk yang bisa bikin sakit hati berminggu-minggu. Satu dua kali mungkin masih "sedikit" dianggap lumrah, tetapi semakin waktu berjalan, akhirnya kita bisa sampai di titik kesimpulan. Mereka telah berubah !!!

Dengan jaman yang ikutan berubah dan semakin canggih, media sosial ikut booming, dan semakin mudahlah kita menjumpai teman-teman lama kita. Sebutlah facebook, Twitter, Instagram dan seluruh turunannya, belum lagi whatsapp, line, wechat, yang juga ikutan menyapa di setiap detiknya. Girang seh iya pertama kali kita berjumpa teman lama, kadang kita masih menangkap ia seperti masa lalu. Dengan waktu yang ikut menemani jalan kita, perubahan demi perubahan mulai kelihatan. Masih mending jika kita tidak mengalami hal yang tidak mengenakkan, tapi kalau kita sempat ditipu, dimaki, diancam, atau di under estimate, ya itu efek sampingnya.

Jangan bicara teman SD kita yang mungkin tinggal beberapa orang yang dapat dijumpai kembali, bicaralah tentang teman kita yang rentang waktunya tidak terlalu lama. Teman kuliah, teman seangkatan masuk kerja, teman seangkatan kursus menjahit, atau teman seangkatan waktu diklat ngukur jalan. Mungkin sedikit (atau banyak) mencengangkan ketika sudah mulai menjalin komunikasi kembali. Komunikasi dimaksud yang sedikit intensif dengan dimedia-i oleh sebuah sarana grup chat dan sejenisnya, atau grup facebook, atau kalau jaman dulu pakai yahoogroups

Saya sempat di"ingatkan" oleh teman, meski tidak secara langsung, bahwa bentukan grup dengan dasar nostalgia jaman dulu lebih rentan. Karena saat ini anggotanya banyak yang berjauhan, sehingga kadang tanpa ada beban dalam melakukan komunikasi. Ketersinggungan satu dengan yang lainnya mudah sekali terjadi, apalagi dengan latar belakang suku dan kebudayaan yang berbeda. Sampai teman saya bicara, "arek gak koplak ngunu kon ajak mlebu grup, serius tok ae..". Dan sejak saat itu ia tidak pernah nongol lagi, yang menandakan ia tidak sreg dengan grup yang berbeda karakter.

Sejak itu, saya menganggap lebih baik tidak berlebihan dalam media sosial itu, karena ya.. itu, waktu terus berjalan teman, perubahan juga ikut mengikutinya. Teman yang kita kenal dulu belumlah tentu seperti yang dahulu. Maka bijaklah dalam berhubungan dengan media sosial itu, karena kita belum tentu kenal betul dengan seluruh teman-teman yang ada.

You May Also Like

3 komentar

  1. bener mas..
    temen-temen yang waktu sekolah "nyambung banget" bisa jadi yang "nyebelin banget" sekarang.

    bukan salah siapa-siapa sih. karena lingkungan sekitar mereka juga punya andil besar dalam membentuk karakter mereka. jadi yaaa.. gitu deh :D

    ReplyDelete