Usai apel saya menjajari langkah mbakyu Sakini. Pantatnya yang over montok, megal-megol seenaknya, kali kalau ada truk tronton lewat kena angin megolnya pasti terbalik. Bedaknya tebal serta mengkilat, dan yang menarik perhatian saya adalah bibir tebalnya yang super duper merah.
Saya : "Wah... Yu Kini habis bertengkar ya dengan suami?" ( tampang serius *mode on*)
Yu Kini : "Weh yo ora toh gus" ( weh enggak gus)
Yu Kini : "Lha kok iso awakmu nyimpulno ngono?" (lha kok kamu bisa menimpulkan begitu?)
Saya : "Weh... saya kira mulut Yu Kini habis digamparin suami sampai jontor dan merah gitu", ujarku sambil mempercepat langkah ...
Yu Kini : " Oooo.. pancene arek semprul... *%#^&%@@..!!!"
Saya : "Wah... Yu Kini habis bertengkar ya dengan suami?" ( tampang serius *mode on*)
Yu Kini : "Weh yo ora toh gus" ( weh enggak gus)
Yu Kini : "Lha kok iso awakmu nyimpulno ngono?" (lha kok kamu bisa menimpulkan begitu?)
Saya : "Weh... saya kira mulut Yu Kini habis digamparin suami sampai jontor dan merah gitu", ujarku sambil mempercepat langkah ...
Yu Kini : " Oooo.. pancene arek semprul... *%#^&%@@..!!!"