Sore hari udara segar berhembus, seorang pemuda telah menunaikan sholat Ashar di masjid Al-Hikmah. Pandangannya menyapu jalanan. Tidak banyak orang berlalu lalang di jalan. Terlihat kakek sedang beristirahat keletihan. Sepeda dengan sekarung besar rumput tergeletak disebelahnya. Wajahnya terlihat hitam terbakar oleh matahari. Seharian kakek mencari rumput untuk makang kambingnya. Beberapa kali kakek itu mendirikan sepeda tuanya tetapi terjatuh. Tak kuasa tubuhnya rapuh menahan beban berat. Wajah kakek meringis menahan kesakitan, mengiba seperti hendak minta pertolongan.
Melihat pemandangan seperti itu, pemuda yang dari tadi memperhatikan merasa terpanggil. Segera berlari menolong sang kakek, dengan sekuat tenaga dia mendirikan sepeda tuanya. Sekarung rumput diikatkan dibelakangnya. Setelah sepeda berdiri pemuda itu menuntunnya. Bercucuran keringat dipelipisnya. Tergopoh-gopoh pemuda membantu kakek menaiki sepedanya. Semangatnya berbuat baik telah mengalahkan semua keletihan yang dirasakan. Awalnya dia mengira akan melihat kakek tua itu tersenyum dan mengucapkan 'terima kasih ya nak..' Ternyata setengah merebut sepeda, kakek itu mengucapkan kata-kata yang tidak enak didengar telinga. Wajahnya bermuka masam tak sedap untuk dipandang.
Pemuda itu terperanjat melihat sikap sang kakek, berkali-kali dirinya beristighfar. Wajahnya terlihat memerah, berdiri mematung. Sikap kakek yang kasar telah membuatnya syok, kaget dan terkejut. 'Apakah ada yang salah dari perbuatan saya?' tanya pemuda itu dalam hati. pemuda itu membisu dan bersedih menyaksikan kakek yang pergi meninggalkan dirinnya dengan berlalu begitu saja. Pemuda itu mencari makna. 'barangkali inilah makna ikhlas,' ucapnya lirih.
Dengan langkah gontai menuju Rumah Amalia. Sesampainya di Rumah Amalia, pemuda itu bercerita pada saya, apa saja yang telah dialaminya. Saya katakan padanya, Dalam Surat At-Thuur ayat 21, Alloh SWT berfirman, '..dan Kami tidak mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka, Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.
"Jadi jangan pernah berharap apapun atau balasan dari perbuatan baik yang telah kita lakukan. Walaupun sekedar ucapan terima kasih maupun senyuman dari orang yang telah kita tolong. Lakukanlah semata-mata karena Alloh SWT itulah makna ikhlas." tutur saya padanya.
Malam temaram telah menyelemuti. Hatinya melihat secercah mutiara hikmah yang ditemukan pada hari ini. Wajahnya berhiaskan senyum. 'Subhanallah. .'Ucapnya berkali-kali. Mutiara hikmah bukan hanya ditemukan untuk pemuda itu saja namun juga buat saya. Makna ikhlas begitu teramat dalam. Sebuah perbuatan baik yang kita lakukan tidaklah berharap untuk mendapatkan pujian atau balasan dari orang lain sekalipun perbuatan baik itu kita lakukan kepada pasangan hidup kita dan juga anak kita sendiri sekalipun sebab Alloh SWT memuliakan kita dari perbuatan baik yang telah kita lakukan.
Dalam Surat At-Thuur ayat 21, Alloh SWT berfirman, '..dan Kami tidak mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka, Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. (Agus Syafii)
Melihat pemandangan seperti itu, pemuda yang dari tadi memperhatikan merasa terpanggil. Segera berlari menolong sang kakek, dengan sekuat tenaga dia mendirikan sepeda tuanya. Sekarung rumput diikatkan dibelakangnya. Setelah sepeda berdiri pemuda itu menuntunnya. Bercucuran keringat dipelipisnya. Tergopoh-gopoh pemuda membantu kakek menaiki sepedanya. Semangatnya berbuat baik telah mengalahkan semua keletihan yang dirasakan. Awalnya dia mengira akan melihat kakek tua itu tersenyum dan mengucapkan 'terima kasih ya nak..' Ternyata setengah merebut sepeda, kakek itu mengucapkan kata-kata yang tidak enak didengar telinga. Wajahnya bermuka masam tak sedap untuk dipandang.
Pemuda itu terperanjat melihat sikap sang kakek, berkali-kali dirinya beristighfar. Wajahnya terlihat memerah, berdiri mematung. Sikap kakek yang kasar telah membuatnya syok, kaget dan terkejut. 'Apakah ada yang salah dari perbuatan saya?' tanya pemuda itu dalam hati. pemuda itu membisu dan bersedih menyaksikan kakek yang pergi meninggalkan dirinnya dengan berlalu begitu saja. Pemuda itu mencari makna. 'barangkali inilah makna ikhlas,' ucapnya lirih.
Dengan langkah gontai menuju Rumah Amalia. Sesampainya di Rumah Amalia, pemuda itu bercerita pada saya, apa saja yang telah dialaminya. Saya katakan padanya, Dalam Surat At-Thuur ayat 21, Alloh SWT berfirman, '..dan Kami tidak mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka, Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.
"Jadi jangan pernah berharap apapun atau balasan dari perbuatan baik yang telah kita lakukan. Walaupun sekedar ucapan terima kasih maupun senyuman dari orang yang telah kita tolong. Lakukanlah semata-mata karena Alloh SWT itulah makna ikhlas." tutur saya padanya.
Malam temaram telah menyelemuti. Hatinya melihat secercah mutiara hikmah yang ditemukan pada hari ini. Wajahnya berhiaskan senyum. 'Subhanallah. .'Ucapnya berkali-kali. Mutiara hikmah bukan hanya ditemukan untuk pemuda itu saja namun juga buat saya. Makna ikhlas begitu teramat dalam. Sebuah perbuatan baik yang kita lakukan tidaklah berharap untuk mendapatkan pujian atau balasan dari orang lain sekalipun perbuatan baik itu kita lakukan kepada pasangan hidup kita dan juga anak kita sendiri sekalipun sebab Alloh SWT memuliakan kita dari perbuatan baik yang telah kita lakukan.
Dalam Surat At-Thuur ayat 21, Alloh SWT berfirman, '..dan Kami tidak mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka, Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. (Agus Syafii)