30 menit waktu berlari dari pukul 12 siang saat saya dan pak Miskan memutuskan untuk duduk di sebuah pohon roboh setelah puncak Putukan ditengah Pulau Sempu. Sebuah cagar alam yang tak jauh dari kota Malang. Sedangkan mas Hari dan Ardiyanto mengevakuasi sebuah camera trap yang kami letakkan di blok Baru-baru.
Usai memindahkan sebuah camera trap, kamipun memutuskan untuk kembali ke Teluk Semut melalui jalur yang berbeda dengan jalur patroli biasanya. Menurut Hari, sang kepala resort, jalur yang dimaksud merupakan jalur lama yang kondisi jalan setapaknya melebar sehingga nyaris tunas-tunas pohon tak dapat hidup karena tanah mengeras.