Tertangkap Basah Di Pulau Sempu
30 menit waktu berlari dari pukul 12 siang saat saya dan pak Miskan memutuskan untuk duduk di sebuah pohon roboh setelah puncak Putukan ditengah Pulau Sempu. Sebuah cagar alam yang tak jauh dari kota Malang. Sedangkan mas Hari dan Ardiyanto mengevakuasi sebuah camera trap yang kami letakkan di blok Baru-baru.
Kamera jebak ini kami pasang sebulan yang lalu, karena intensitas hujan minggu-minggu belakangan yang sangat tinggi, jadilah blok luas ini seperti danau. Tinggi genangan air hingga sepinggang orang dewasa. Bahkan pak Miskan mengisahkan beberapa tahun yang lalu pernah melewati blok ini saat genangan air setinggi dadanya. Jika sudah begitu pikiran terburuk kami adalah berjumpa dengan ular python, karena itu medan kesukaan mereka.
Tak lama kemudian mata kami berpandangan saat mendengar suara mp3 di tengah-tengah hutan yang sepi ini. Pak Miskan kembali mengecek HT-nya, siapa tahu Ardiyanto memanggilnya. Ternyata bukan. Suara mp3 semakin keras dari arah belakang kami yang berupa tanjakan menuju Putukan. Dan benar saja, beberapa orang tampak keluar dari bawah pohon besar yang sudah lama roboh.
Pak Miskan berbisik, “Pak T**, pak.”
Saya memicingkan pandangan ke pria paruh baya itu. Tampak Pak T** terkaget ada kami berdua di lokasi itu. Sempat berhenti, mungkin ia ragu untuk meneruskan perjalanan. Dan ada sekitar 9 anak usia tanggung, usia-usia baru lulus SMA mengikuti dibelakangnya.
“Turun sini ! itu yang di belakang juga turun !” teriak saya, sambil berdiri.
Tak berapa lama mas Hari dan Ardiyanto datang dari Baru-baru setelah dipanggil melalui HT. Selaku Kepala Resort Konservasi Wilayah 21 Pulau Sempu, mas Hari meminta KTP ketua rombongan yang hendak melakukan camping di dalam kawasan cagar alam. Tak berapa lama Pak T** kami amankan dan pisahkan dengan rombongan.
Astaghfirulloh.. meh misuh aku.
Rombongan ini anak-anak tanggung yang benar baru lulus SMA tahun 2020 dan belum melanjutkan kuliah karena pandemi. Dari Jakarta lagi, jauh-jauh ke Malang hanya mau menerobos cagar alam. Betapa tidak, apakah tidak bisa membaca papan larangan yang kami taruh di samping pos jaga saat mereka berlabuh di pulau ini. Sengaja kami buat besar agar mudah dibaca, DILARANG MEMASUKI CAGAR ALAM PULAU SEMPU TANPA IZIN..!!!
Cagar alam itu kawasan suaka alam yang ekosistemnya dilindungi, sehingga hanya kegiatan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kegiatan lainnya yang menunjang budidaya yang diperbolehkan. Itupun dengan mengantongi Surat Izin Memasuki Kawasan Konservasi (SIMAKSI) dari BBKSDA Jatim.
Pikir saya, mereka masih muda. Dan penuh harapan saya, setidaknya mereka paham bahwa yang hendak mereka lakukan adalah salah dan melanggar hukum. Juga, mereka bisa bercerita apa yang mereka alami hari itu ke teman-teman lainnya. Bahwa, woii.. Pulau Sempu itu Cagar Alam bukan tempat wisata atau tempat camping.
Malang, 23 Januari 2021
Nb.
Cuy… baca di tautan ini agar lebih paham tentang Cagar Alam Pulau Sempu dengan benar, bukan dengan berita-berita bohong yang beredar di dunia maya. Siapa tahu, kalian nanti jadi peneliti, dan bisa menggali lagi kekayaan Pulau Sempu.
#CAPSlocked #savesempu #cagaralampulausempu #sempubukantempatwisata #jangankesempu #sempuitucagaralam
0 komentar