Tahun 2023, BBKSDA Jatim menerima penyerahan satwa liar jenis Kukang sebanyak 3 ekor. Seekor dari penyerahan masyarakat, sedangkan 2 ekor lainnya merupakan hasil penertiban penjualan satwa liar oleh POLDA Jatim.
Gemes juga sama burung satu ini. Takur Tenggeret. Kecil, hijau, dan bersuara keras. Nyaris seluruh hutan yang pernah saya jelajahi, selalu ber-backsound suaranya. Khas sekali.
Belakangan ini “judek” banget setiap skrol reels, ramai bermunculan video dengan gaya sinematik dengan pemilihan warna yang vintage, tata letak objek yang simetris dan gerak-gerik karakter yang agak aneh tapi unik. Ternyata mereka ini sedang meniru gaya sinematik dari seorang sutradara film kawakan asal amerika serikat, Wes Anderson.
Toko OEN, selain lawas, ia menjadi menjadi ikon BASRA
Sebenarnya kecetit di pinggul belakang sudah hampir seminggu reda, namun rasa pegel masih saja bergelayut mesra. Sepertinya perlu tindakan rada ekstrim biar tuntas.
Akhirnya di ahad pagi yang cerah, saya putuskan untuk jalan kaki keliling kota Malang. Yang rada jauhlah, tidak sekedar jogging tipis-tipis di seputaran lapangan Rampal yang tak jauh dari rumah. Yah.. sekalian melihat situasi kota Malang di akhir-akhir liburan panjang Idul Fitri.
Jembatan Pelor saat ini lebih lebar dan aman
Jembatan Pelor
Arah awal saya adalah jembatan Pelor, dari rumah cukup ambil arah ke jalan WR. Supratman, menyeberang perempatan Kaliurang, trus masuk hingga ketemu jembatan kondang ini. Jembatan ini sangat menyingkat waktu bagi mereka yang ingin langsung ke Ijen dan Dinoyo. Saking kondangnya, akan macet saat hari kerja dan jam-jam berangkat dan pulang sekolah. Namun jangan salah, hanya kendaraan roda 2 yang dapat melintasinya.
Kampung di sekitar jembatan berlatar belakang Gunung Kawi
Saya tidak mau terjebak pada penamaan jembatan ini, yang di era sekarang lebih dipanggil dengan Jembatan Peler (yang pengucapan huruf “e” yang kedua seperti “e” pepet). Yah, yang saya tahu sejaka zaman kuliah di tahun 90-an, panggilannya sudah jembatan PELOR.
Alun-alun masih magnet tersendiri untuk selalu dikunjungi
Masih Lengang
Jalanan yang saya lewati masihlah lengang. Lepas Jembatan Pelor saya sempatkan mampir ke Pasar Oro-oro Dowo, buat pipis. Trus ke jalan Ijen, Semeru, lalu menyusuri Basra (Basuki Rahmat). Setelah puas berkeliling alun-alun, langkah kai segera saya arahkan ke Jalan Mojopahit, Tugu, Klojen, dan kembali pulang dengan menyisiri trotoar luar Rampal.
Grha IKIP
2 jam lebih saya habiskan berjalan pagi itu dengan melahap jarak 8 km lebih. Alhamdulillah rasa pegal di boyok karena kecetit reda sudah, berganti rasa pegal di kaki, hahaha.
Bisa jadi inilah ikon Kota Malang, penuh sejarah dan sarat perubahan
Sering masyarakat berkumpul di jalan ini untuk melihat kereta datang dan pergi, tak lupa membawa anak-anak mereka
Kudapan satu ini masih familiar-lah bagi warga Malang. Okelah mungkin ada kudapan sejenis di daerah lain, tapi yang punya Malang punya rasa yang berbeda dan khas.
Rumah bapak yang berada di Jalan Hamid Rusdi memiliki
banyak pohon di lingkungannya. 2 pohon besar dekat bundaran SMPN 5 serta
beberapa pohon buah di dekat rumah yang sengaja ditanam. Sebut saja Durian,
Sukun, Salam, Alpukat, dan beberapa lainnya di sisi timur perumahan. Ya meski
saat ini mulai terancam keberadaannya dengan pembangunan Pom Bensin, Sta*****s,
dan entah apalagi.