Hargai Apa Yang Kita Miliki

by - April 19, 2011

Pagi ini ketika saya membuka email, saya mendapatkan email dari rekan saya (setidaknya berharap mau menjadi rekan saya)Anne Ahira, pemilik AsianBrain.com. Karena tempo hari saya telah bergabung dengan Asian Brain Community, maka Anne mengirimkan tulisan perdananya buat saya yang menurut saya sangat outstanding, top markotop..! Sayang rasanya jika tulisannya tidak saya bagi untuk rekan-rekan semua. Dengan judul tulisan yang sama, berikut isi tulisannya.

Agus,

Pernahkah Agus mendengar kisah Helen Kehler?
Dia adalah seorang perempuan yang dilahirkan dalam kondisi buta dan tuli.

Karena cacat yang dialaminya, dia tidak bisa membaca, melihat, dan mendengar. Nah, dalam kondisi seperti itulah Helen Kehler dilahirkan.

Tidak ada seorangpun yang menginginkan lahir dalam kondisi seperti itu. Seandainya Helen Kehler diberi pilihan, pasti dia akan memilih untuk lahir dalam keadaan normal.

Namun siapa sangka, dengan segala kekurangannya, dia memiliki semangat hidup yang luar biasa, dan tumbuh menjadi seorang legendaris.

Dengan segala keterbatasannya, ia mampu memberikan motivasi dan semangat hidup kepada mereka yang memiliki keterbatasan pula, seperti cacat, buta dan tuli.

Ia mengharapkan, semua orang cacat seperti dirinya mampu menjalani kehidupan seperti manusia normal lainnya, meski itu teramat sulit dilakukan.

Ada sebuah kalimat fantastis yang pernah diucapkan Helen Kehler:

"It would be a blessing if each person
could be blind and deaf for a few days
during his grown-up live. It would make
them see and appreciate their ability to
experience the joy of sound".

Intinya, menurut dia merupakan sebuah anugrah bila setiap org yang sudah menginjak dewasa itu mengalami buta dan tuli beberapa hari saja.

Dengan demikian, setiap orang akan lebih menghargai hidupnya, paling tidak saat mendengar suara!

Sekarang, coba Agus bayangkan sejenak....

......Agus menjadi seorang yang buta dan tuli selama dua atau tiga hari saja!

Tutup mata dan telinga selama rentang waktu tersebut. Jangan biarkan diri Agus melihat atau mendengar apapun.

Selama beberapa hari itu Agus tidak bisa melihat indahnya dunia, Agus tidak bisa melihat terangnya matahari, birunya langit, dan bahkan Agus tidak bisa menikmati musik/radio dan acara tv kesayangan!

Bagaimana Agus? Apakah beberapa hari cukup berat? Bagaimana kalau dikurangi dua atau tiga jam saja?

Saya yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja, bahwa betapa sering kita terlupa untuk bersyukur atas apa yang kita miliki. Kesempurnaan yang ada dalam diri kita!

Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah keluhan demi keluhan.... Hingga tidak pernah menghargai apa yang sudah kita miliki.

Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki merupakan kemewahan yang tidak pernah bisa dinikmati oleh orang lain. Ya! Kemewahan utk orang lain!

Coba Agus renungkan, bagaimana orang yang tidak memiliki kaki? Maka berjalan adalah sebuah
kemewahan yang luar biasa baginya.

Helen Kehler pernah mengatakan, seandainya ia diijinkan bisa melihat satu hari saja, maka ia yakin akan mampu melakukan banyak hal, termasuk membuat sebuah tulisan yang menarik.

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, jika kita mampu menghargai apa yang kita miliki, hal-hal yang sudah ada dalam diri kita, tentunya kita akan bisa memandang hidup dengan lebih baik.

Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah!
Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif dan menjadi seorang manusia yang lebih baik.

Ditulis oleh: Anne Ahira

You May Also Like

1 komentar

  1. Wanita yang menginspirasi...

    Mengajarkan banyak hal, bahkan setelah bepuluh tahun ia tidak ada lagi di dunia...

    ReplyDelete