Kila Masuk Rumah Sakit
Sebenarnya demamnya sudah dimulai hari Selasa sore pulang mengaji. Waktu itu saya sedang berada di Banyuwangi dan diberitahu istri saya keesokan paginya. Demam yang dialami Kila ini sedikit aneh bagi saya, ketika pagi hari demam itu akan turun dan Kila dapat beraktifitas seperti biasa. Makan juga lahap seperti biasa. Bermain di rumah juga seperti biasa. Tapi ketika sore hari hingga malam, demamnya akan meningkat.
Kebetulan juga hari kamis itu tanggal merah, sehingga dokter-dokter yang kami hubungi semua sedang "di luar kota", bahasa lain untuk kata tutup atau tidak melayani pasien. Akhirnya baru Jum'at sora Kila dibawa ke dokter umum dekat perumahan. Karena belum puas, keesokannya kami bawa ke dokter anak, dan cek darah.
Maka, jelaslah, darah Kila positif mengandung salmonella alias Kila terserang typhus. Dan kami bawa Kila ke rumah Sakit Marsudi Waluya yang berjarak hanya sekilo saja dari rumah, untuk di rawat. Kila harus total beristirahat.
Maka, jelaslah, darah Kila positif mengandung salmonella alias Kila terserang typhus. Dan kami bawa Kila ke rumah Sakit Marsudi Waluya yang berjarak hanya sekilo saja dari rumah, untuk di rawat. Kila harus total beristirahat.
Kila mungkin kesal, karena hari itu, Sabtu petang, ia harus dua kali di tusuk jarum. Pertama untuk mengambil darah, dan yang kedua untuk pasang jarum infus. Hahahaha, saya dan istri geli sekali, meski Kila harus berteriak kencang-kencang karenanya. Bahkan untuk memasang jarum infus diperlukan tiga orang perawat plus ummi-nya guna memegangi Kila. Untuk mengatasi ketakutannya, Kila cerewet sekali di dalam ruangan UGD itu. ia terus saja bertanya banyak hal ke dokter jaga. Mulai gambar-gambar peraga di dinding hingga patung organ yang ada di dekat meja dokternya.
Sampai sang dokter yakin kalau Kila akan tegar ketika di pasang infus nanti. Ternyata. Hahahahaha. Dan seperti biasa, saya mending menunggu di luar UGD, saya tidak tahan melihat Kila harus dipasangi infus.
Sampai sang dokter yakin kalau Kila akan tegar ketika di pasang infus nanti. Ternyata. Hahahahaha. Dan seperti biasa, saya mending menunggu di luar UGD, saya tidak tahan melihat Kila harus dipasangi infus.
Syukur alhamdulillah, tidak perlu waktu lama Kila menginap di rumah sakit. Selasa sore, ia sudah diperbolehkan oleh dokter anak Muchlis yang menanganinya. Selama Kila dirawat, kami menjelaskan bahwa ia sakit disebabkan Kila tidak mau istirahat siang, sehingga kecapaian. Semoga Kila dapat memahaminya.
Lepas dari rumah sakit, kami harus memastikan Kila tetap baik-baik saja di rumah, terbiasa kembali tidur siang. Setiap hari kami selalu menelpon ke rumah untuk memastikan Kila tidur siang, dan terbiasa untuk tidur siang.
0 komentar