Ke Kampung Heritage Kayutangan Menikmati Jenang Grendul
Setelah memutari Jalan Besar Ijen, tujuan saya lanjutkan ke arah Talun. Ya, hari minggu itu, tepat 14 April 2019, saya bersepeda seli (sepeda lipat) ke Ijen. Jalan Besar ini menjadi lokasi Car Free Day saat hari minggu tiba. Jalannya yang lebar dan kembar, serta memiliki boulevard yang indah menjadikannya tempat yang tepat untuk kegiatan Car Free Day.
Niat saya sebenarnya ingin makan Jenang Grendul pagi itu, dan seingat saya di Kampung Heritage Kayutangan ada yang berjualan penganan tersebut. Kampung ini sebenarnya kampung wisata dengan daya tarik rumah-rumah kuno yang tersisa. Meski bukan rumah-rumah besar, namun dengan terpeliharanya rumah kuno oleh generasi penerusnya, membuat kampung ini menjadi semakin unik.
Sebenarnya kendaraan roda dua boleh dinaiki di beberapa bagian Kampung Heritage, namun saya lebih memilih berjalan kaki sambil menuntun sepeda lipat merahku ini. Dengan demikian saya dapat melihat detail rumah-rumah di kampung ini, bahkan kegiatan warganya beraktifitas di pagi hari.
Akhir januari 2019, pertama kali menginjakkan kaki di Kampung Heritage, saya masih sangat penasaran dengan kampung ini. Saat itulah saya bertemu dengan penjual Jenang Grendul dan bisa menikmatinya di tengah-tengah aktifitas warga.
Jenang Grendul sebenarnya memiliki beberapa nama, tergantung daerahnya. Ada Bubur Meduro, Bubur Sumsum, Jenang Ketan ireng, Jenang mutioro, Jenang Srintil, bahkan teman saya yang asli Salatiga memanggilnya Bubur Candil. Tapi semua memiliki kesamaan, yakni uenak.
Satu porsi jenang grendul, biasanya berisi bubur sumsum putih, jenang grendul, ketan hitam, bubur mutiara, santan, cairan gula merah, dan jenang grendul itu sendiri. Jenang Grendul atau Srintil itu yang berbentuk bola-bola kecil dan terbuat dari bahan tepung ketan. Sensasinya ada pada gigitannya yang kenyal.
Penjual Jenang Grendul tidak banyak seperti kita mencari warung kopi, karena yang berjualan biasanya tidak berkeliling namun diam di satu tempat. Bawaannya yang beragam tadi dibawa dengan wadah bakul besar lengkap dengan pempeh yang lebar. Sehingga cukup berat jika harus berpindah-pindah tempat.
Saya beruntung menjumpainya di tengah-tengah Kampung Heritage Kayutangan. Setelah puas berkeliling kampung menikmati rumah-rumah kuno, diakhiri dengan menikmati Jenang Grendul untuk mengembalikan stamina.
0 komentar