Buku Burung Sempu, Membingkai Sebuah Idealisme

by - March 13, 2020


Sepanjang saya menjadi pegawai negeri sipil di sebuah intitusi yang bergerak di bidang konservasi, ini buku idealis pertama yang melibatkan saya. Buku kekinian yang menjelaskan isi hutan, dengan foto-foto hasil jepretan kami sendiri. Bukan comot dari gugel ataupun minta ke teman.

Lahirnya buku “Keanekaragaman jenis burung di Cagar Alam Pulau Sempu” tak bisa lepas dari kiprah sang Kepala Resort Cagar Alam (CA) Pulau Sempu, Hari Purnomo,  yang juga punya hobi fotografi. Dari jeprat – jepret satwa di dalam kawasan selagi patroli, pada akhirnya menjadi sebuah keinginan untuk mengabadikannya dalam sebuah buku informasi.

Bak gayung bersambut, maka dikumpulkanlah para pegawai lainnya yang memiliki hobi dan visi sama. Bagus Suseno yang blusukan mencari dananya-pun langsung mengumpulkan beberapa teman untuk hunting foto. Saya, Fajar DNA, Resia, dan Tulus Pambudi akhirnya ikut bergabung dengan teman-teman resort.


Kenapa Burung dan Kenapa Sempu
CA. Pulau Sempu sendiri cukup ramai dikunjungi para peniliti, baik dari lembaga penelitian, universitas hingga kelompok studi. Dari berbagai macam penelitian yang pernah dilakukan, salah satunya identifikasi dan inventarisasi burung di kawasan konservasi ini. 

Birdlife International-pun telah menetapkan Pulau Sempu sebagai Important Bird Area. Ini semua juga tak lepas dari kondisi cagar alam yang memiliki 5 tipe ekosistem, mulai ekosistem hutan hujan tropis, karst, dataran rendah, mangrove, pantai dan danau. Dan hingga kini, sekurangnya tercatat 110 jenis burung yang mendiaminya.

Kenapa juga burung, bukan herpetofauna atau mamalia ? Guampang. Selain jenisnya yang banyak, satwa jenis burung mudah dijumpai, tinggal mengetahui waktunya mereka nongol dan sedikit, eh banyak ding, keberuntungan. Pun, kami tak ingin buku ini hanya memenuhi rak buku di kantor atau sebagai pemenuhan angka kredit bagi para fungsional. Namun, setidaknya dapat memberi sedikit khasanah bagi dunia per-burung-an di negeri ini.


Pulau Sempu Tempat Penelitian dan Pendidikan, Bukan tempat Wisata..!
Meski sedikit berbau promosi, namun ini menjadi tugas bersama yang harus terus dilakukan. Memberikan informasi kepada khalayak umum bahwa Pulau Sempu itu cagar alam. Artinya, hanya kegiatan berupa penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, serta pendidikan yang diperbolehkan di pulau seluas 877 hektar ini.

Kondisi sekitar kawasan berupa pelabuhan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pondok Dadap dan lokasi wisata pantai Sendangbiru menjadi tekanan tersendiri. Upaya perlindungan seperti penjagaan, patroli kawasan, dan sosialisasi terus dilakukan tanpa lelah baik secara langsung maupun melalui media sosial.

Dan salah satu fungsi ditelurkannya buku ini, diharapkan bisa menjadi media informasi bahwa betapa kayanya alam Pulau Sempu. Dan untuk menjaga  kekayaan tersebut, kami tentunya tidak dapat bekerja sendiri, namun juga perlu dukungan dari berbagai stakeholder serta masyarakat luas.


Bagi yang ingin mendapatkan bukunya versi PDF, KLIK DISINI

You May Also Like

0 komentar