Terserang Panik
Sejak sembuh dari kecelakaan yang diakibatkan benturan keras pada kepala bagian belakang dan harus dioperasi, ada beberapa kondisi psikologis pada diri saya yang berubah. Panik terhadap suatu keadaan. Awalnya panik terhadap ruangan yang tiba-tiba gelap, ruangan sempit, hingga berjumpa orang dalam jumlah banyak. Alhamdulillah, semua bisa saya minimalisir secara perlahan, dan tak pernah lagi kambuh. (baca disini)
Namun, panik di tengah hutan ini sungguh mengganggu. Karena masuk hutan bukan baru-baru saja saya lakukan, kok ya o tetiba panik “jenis baru” menyerang, dan ini memalukan serta membuat saya tidak nyaman.
Saat enak-enak berjalan, tetiba ada rasa takut datang menghantui, menggedor-gedor pikiran, membuat saya serasa terhimpit. Pikiran terasa buntu, darah terasa hilang dari kepala, dan tenaga serasa mau habis.
Kejadian terakhir benar-benar membuat saya semakin tidak nyaman dengan kehadiran “serangan panik” ini. Beberapa pemicu mulai saya kumpulkan seperti faktor lelah, alam bawah sadar saya, ketidakpercayaan diri, dan ketakutan yang berlebihan. Alam bawah sadar sepertinya banyak dipengaruhi kondisi pribadi saya, sedangkan ketakutan yang berlebihan ini yang harus dicari jalan untuk mentralisirnya.
Mengenai tidak suka hutan, plis deh, saya suka ke hutan, suasananya, mengambil foto-foto satwa dan tumbuhan, serta baik bagi kesehatan. Yah.. diakui ada saja hal yang kadang ditakuti jika kehutanan, seperti bertemu beberapa jenis satwa, dan … tersesat.
Karena hutan yang saya masuki bukanlah hutan umum yang bisa diakses semua orang, misal kawasan hutan wisata atau jalur pendakian, yang kondisi jalan setapaknya terpelihara. Hutan lindung atau hutan konservasi hanya bisa diakses pihak tertentu, sehingga tumbuhan lebih rapat serta jalur patroli (jalan setapak) kadang tidak terlihat jelas atau bahkan hilang.
Ah.. sudahlah, satu hal yang penting harus bisa dicari cara meredamnya seperti panaik-panik saya yang terdahulu. Dapat menghindari pencetusnya atau bahkan menyelesaikannya, dan mencari cara jitu untuk meredamnya. Karena saat pertama nongol, saya berhasil meredamnya, dan panik itu hilang begitu saja. Pun dengan panik-panik yang lain dengan kondisi dan teman yang berbeda.
0 komentar