Sebuah Keajaiban Bernama Air Susu Ibu (ASI)

by - January 08, 2013

Sumber Foto

Sebagai seorang pria dan seorang bapak dari dua orang putra, akhirnya saya merasa perlu membicarakan mengenai Air Susu Ibu atau yang lebih dikenal sebagai ASI. Ini terkait “mungkin” masih ada kaum adam dan seorang bapak yang belum atau sedikit “ilmu”nya mengenai ASI ini selain tentu “S”-nya itu sendiri yang lebih dikenal dengan mahfumnya.


Dengan pengalaman pribadi yang terjadi pada anak kami sendiri, saya merasa bahwa pemberian ASI merupakan langkah awal kita sebagai orang tua dalam memberi bekal bagi anak-anak kita. Bagaimana saya menyaksikan dengan pemberian ASI, Putera kedua saya Daffa dapat lebih cepat sembuh dari sakitnya usai lahir pada akhir tahun 2011. Bagaimana saya begitu terkagum-kagum ketika para perawat dan dokter begitu kuat meyakinkan kami bahwa Daffa harus tetap mendapatkan ASI bukannya susu formula, bagaimanapun kondisi ibunya pasca melahirkan dan kondisi Daffa yang masih dalam inkubator. (Artikelnya disini)

Arti ASI

Berdasarkan Wikipedia, ASI adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat. Air susu ibu diproduksi karena pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin setelah kelahiran bayi. 

Air susu ibu pertama yang keluar disebut kolostrum atau jolong dan mengandung banyak immunoglobulin IgA yang baik untuk pertahanan tubuh bayi melawan penyakit. Bila ibu tidak dapat menyusui anaknya, harus digantikan oleh air susu dari orang lain atau susu formula khusus. Susu sapi tidak cocok untuk bayi sebelum berusia 1 tahun.

Kandungan ASI

"Kandungan ASI terdiri dari dua jenis air susu, yaitu foremilk dan hindmilk. Foremilk adalah ASI yang diproduksi pada proses awal menyusui, diproduksi dalam jumlah banyak dan mengandung protein dan laktosa, tapi kadar lemaknya rendah hanya 1-2 gram/dl atau sama dengan 1-2 gram per 100 ml," ungkap dr. Diana Mauria, SpOG dari Brawijaya Women & Children Hospital. Kadar air dalam foremilk cukup tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan cairan bayi. Jadi ia tidak akan merasa haus meski tidak diberi air minum.
Para ilmuwan menemukan bahwa dalam ASI terkandung rata-rata lebih dari 700 spesies bakteri. Dalam penelitian terungkap, 700 spesies bakteri berada di kolostrum, terutama bakteri Weissella, Leuconostoc, Staphylococcus, Streptococcus dan Lactococcus. Namun semakin bayi tumbuh besar, bakteri yang terkandung dalam ASI pun ikut berubah. Kebanyakan didominasi oleh Veillonella, Leptotrichia dan Prevotella.

Hasil penelitan yang dimuat dalam Journal of Clinical Nutrition tersebut mengungkapkan bahwa bakteri-bakteri tersebut penting peranannya dalam membantu mencerna kandungan nutrisi yang terkandung dalam ASI agar lebih mudah dicerna oleh saluran pencernaan bayi. Bahkan, keanekaragaman bakteri ini membantu membentuk sistem kekebalan tubuh bayi. 

Keunggulan ASI adalah bayi yang mendapatkan asupan ASI eksklusif sejak 6 bulan pertama kelahirannya memilki daya imunitas/ kekebalan tubuh yang lebih kuat dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Awesome bukan ?

ASI Hadang Alergi

Air Susu Ibu (ASI) juga ternyata menjadi senjata utama menghadapi alergi. Penyakit akibat alergi erat kaitannya dengan daya tahan tubuh anak. Hal ini dikatakan Kepala Divisi Paediatric, Gastroenterology and Hepatology di Dr. v. Haunersches Kinderspital di Ludwig Maximilians University of Munich, Jerman Prof. Sibylle Koletzko. "ASI adalah makanan terbaik bagi bayi," ujarnya. ASI terbukti mendorong perkembangan bakteri sehat pada usus, mengurangi risiko infeksi pernafasan atau pencernaan, bermanfaat untuk membangun sistem kekebalan tubuh bayi, dan promosi toleransi oral.
Setelah pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, barulah makanan pendamping bisa diberikan. Makanan perangsang alergi seperti kelompok kepiting dan udang, kacang, makanan laut, telur serta susu sapi bisa mulai diberikan. Tujuannya adalah menimbulkan toleransi.

Di sisi lain, pemberian ASI juga dapat mencegah bayi terjangkit campak dan folio, seperti yang diungkapkan Sekretaris Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Soedjatmiko, ''ASI eksklusif penting untuk mencegah baik polio dan campak''
Ia memaparkan, pencegahan kedua jenis penyakit yang berbahaya bagi anak ini diakui tidak hanya melalui imunisasi saja. Tapi pemberian ASI eksklusif bisa menambah perlindungan bagi bayi. Karena itu, ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif, kecuali ibu yang tidak bisa menyusui karena indikasi medis.

Manfaat menyusui bagi ibu

Aktivitas ibu menyusui memberikan beberapa pengaruh positif bagi ibu, diantaranya bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko terkena kanker payudara 25% lebih rendah dari ibu yang tidak menyusui; selama proses menyusui tingkat esterogen dalam tubuh menurun sehingga menurunkan resiko terkena  kanker rahim dan ovarium; Ibu yang menyusui lebih kecil 4x lipat kemungkinannya terkena osteoporosis atau kropos tulang.

Menyusui merupakan KB alami. Selama menyusui proses ovulasi tertunda sehingga ibu dalam keadaan tidak subur untuk sementara waktu. Waktu yang diperlukan seorang ibu untuk kembali pada masa suburnya tergantung pada pola menyusui bayinya dan kecenderungan tubuhnya sendiri.

Ibu yang menyusui bayinya lebih merasa tenang sehingga mengurangi depresi postpartum.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan American Academy of Pediatrics (AAP), sebuah penelitian yang dilakukan pada 14.000 perempuan yang menyusui bayinya secara eksklusif selama enam bulan pascamelahirkan menunjukkan bahwa mereka (perempuan yang menyusui) lebih langsing dibandingkan para ibu yang tidak menyusui.

Berdasarkan data hasil studi jangka panjang yang dilakukan Nurse’s Health Study, perempuan yang menyusui setidaknya 12 bulan selama hidup mereka terhindar dari risiko terserang rheumatoid arthritis sebesar 20 persen. Sementara mereka yang menyusui selama 24 bulan selama hidupnya, berkesempatan terhindar dari risiko tersebut hingga setengahnya.

Dan tentunya dengan ibu menyusui, lebih hemat dalam pengunaan keuangan keluarga karena bayi tidak membutuhkan susu formula.

Tak Ada Alasan Untuk Tidak Menyusui Bayi Kita

Ada ibu-ibu yang berkilah, ia seorang pekerja yang tidak memungkinkan untuk membawa bayinya ke kantor dan memberikan ASI kepada sang bayi. Ohh..come on, itu alasan yang dicari-cari mungkin. Dalam pengalaman saya (walaupun saya bukan seorang ibu yang menyusui, plis deh), beberapa rekan kerja saya tetap memberikan ASI eksklusif-nya kepada buah hati mereka. Sebut saja teman saya seperti Atik Saraswati dan si Slebor Agustin, setiap ke kantor mereka selalu membawa botol-botol untuk menampung “perahan” ASI mereka, yang kemudian di masukkan ke dalam Lemari Pendingin, dan ketika pulang kantor di bawa pulang ke rumah. Semua pasti ada jalan. Bahkan istri saya pasca melahirkan melakukan hal yang sama ketika itu Daffa masih di rawat di RS. Pasar Rebo (baca artikel tersebut disini)

Hanya saja memang perlu diperhatikan beberapa hal menyangkut penyimpanan ASI tersebut. Seperti menyiapkan wadah penampung ASI yang mudah disterilkan, biasanya berupa botol bertutup rapat yang terbuat dari bahan tahan panas, bisa terbuat dari kaca, stainless steel, dan plastik yang tidak meleleh jika direndam dalam air panas. Kemudian isi botol penyimpanan maksimal ¾ botol, lalu tutup botol dengan rapat, diberi label nama, tanggal, dan jam memerah ASI. Selanjutnya ASI dimasukkan ke tempat penyimpanan yang sesuai. Jika dibekukan, masukkan dulu ke dalam kulkas selama 30 menit, baru dimasukkan ke freezer.

Organisasi laktasi internasional, Lalecheleague, memiliki kisaran waktu berapa lama ASI dapat disimpan dalam suhu tertentu :
  • Suhu ruang (19-22°C) @ 4-10 jam
  • Refrigerator (kulkas bawah) dg suhu 0-4 °C @ 2-3 hari Ø Freezer pd kulkas berpintu satu (suhu variatif < 4°C) : 2 minggu
  • Freezer pd kulkas berpintu dua (suhu variatif < 4°C) : 3-4 bulan
  • Freezer khusus ( -19°C) : 6 bulan atau lebih

Jadi, selaku seorang bapak dari dua orang anak, saya SANGAT menganjurkan, mari bayi kita diberikan ASI Eksklusif. Jangan sampai terlewat, demi mereka, demi masa depan mereka.

Sumber Bacaan :


You May Also Like

4 komentar

  1. Awesome ancene Jeng Agus, eh, Om Agus iki.....nuwus infonya ya Om...
    (Benoe)

    ReplyDelete
  2. aku sing ngalami dan merasakan manfaat ASI, ketiga anakku full ASI....berat perjuangan dan usahakan agar aku bis aberi ASI utamanya ASI eksklusif (Eka)

    ReplyDelete