Berdagang Karbon Hutan
Sumber Gambar : Wikipedia |
Proyek-proyek kehutanan dapat membantu dalam mengurangi emisi gas rumah keaca yang tersebar di atmosfir. Hal ini dikarenakan :
Pertama, mencegah lepasnya pasokan karbon di tegakan hutan ke atmosfir. hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi deforestasi dan kebakaran hutan, atau dengan meningkatkan kualitas pembalakan kayu, misalnya dengan cara mengurangi dampak logging (low impact logging) yang dapat mengurangi kerusakan flora dan fauna di sekitarnya.
Kedua, meningkatkan stok karbon secara akthf, hal ini dikenal dengan simpanan karbon (carbon sequestration) melalui penanaman pohon, pengelolaan tanah, dan regenerasi secara alami pada tanah-tanah berhutan yang telah rusak. Pendekatan yang lain yaitu mengurangi pembakaran bahan bakar dari minyak dengan meningkatkan penggunaan bahan bakar dari tumbuh-tumbuhan, sebagai pengganti bahan bakar minyak.
Proyek-proyek di negara berkembang memasukkan berbagai macam strategi diharapkan secara substansial lebih efektif dalam pembiayaannya dibanding upaya pengurangan emisi di negara-negara industri maju. Maka, cukup beralasan jika tingkat emisi yang tinggi di sektor swasta, perusahaan besar semacam multinasional dan pemerintah di negara-negara industri akan lebih memilih mendanai proyek-proyek kehutanan di negara berkembang, sebagai pengganti dari emisi karbon yang dikeluarkannya.
Meskipun Protokol Kyoto belum mengesahkan beberapa proyek karbon hutan yang di negara-negara berkembang, kerangka kerja PBB untuk Konvensi Perubahan Iklim memperkenalkan kegiatan-kegiatan yang sarat dengan kerjasama.
Sumber : Dicukil dari "Berkaca di Cermin Retak, Refleksi Konservasi dan Implikasi Bagi Pengelolaan Taman Nasional", oleh Wiratno, dkk. Jakarta. The Gibbon Foundation Indonesia, PILI-NGO Movement. 2004.
0 komentar