Padat

by - November 09, 2012



Saya menarik nafas dalam-dalam. Kemudian menghelanya dengan tidak kalah dalamnya. Efek bolak balik ke kantor depan dengan menembus panasnya jum'at pagi ini. Meskipun jam di tangan baru menunjukkan Pukul 10, tetapi matahari terasa hanya beberapa ratus meter saja di atas kepala saya. Udara AC di ruang ini masih belum memulihkan suhu tubuh yang tiba-tiba memanas akibat suhu tinggi pagi setengah siang ini.

* * *


November belumlah menembus pertengahan, tetapi beban kerja di kantor semakin menumpuk. Akhir tahun bukanlah berarti kami bisa berleha-leha. Kami bagai dikejar waktu. Jika bulan november ini bisa diperpanjang hingga 120 hari, tentu kami akan lebih senang menerimanya. Padat sekali. Bahkan schedule November ini sudah begitu dipadatkan hingga hari liburpun dimasukkan schedule kerja. Kami kekurangan waktu. Bahkan dengan jelas-jelas kami menolak kerjaan dari seksi lain yang dulu kadang kami terima buat "makanan selingan" kami.

* * *

Saya hampir tidak dapat berpikir jernih. Saya kira bukan hanya saya saja yang merasa begitu. Hampir seisi kantor pasti merasakan. Tapi kami harus tetap bekerja semaksimal mungkin. Bukan Optimal. Optimal kurang cukup rasanya, semaksimal mungkin, semaksimal kekuatan kami. Saking maksimalnya, saya hampir tidak dapat merasakan kengerian yang akan saya alami beberapa hari lagi untuk terbang menggunakan pesawat kecil keliling-keliling kawasan hutan di Jawa Timur. Bagi saya, melewati hari ini dengan baik dan selamat serta tuntas tugas saya, itu sudah sangat cukup. Yang esok, dijadwalkan dan kita tuntaskan besok.

* * *

Jika sudah begini, jam-jam bersama ummi istri saya, Kila dan Daffa adalah hal yang sangat berharga bagi saya. Sangat.

You May Also Like

0 komentar