Ramadhan, Corona, Dan Work From Home
Alasan aslinya sih pingin cuap-cuap lagi di blog, apalagi musim pandemi kayak gini. Tidak pernah terpikir sama sekali kita akan mengalami pandemi sebuah penyakit yang mendunia. Sebelumnya pernah ada Flu Burung, ini lebih mematikan, namun penyebarannya tidak sedahsyat Corona, dan pemerintahan Pak EsBeYe saat itu berhasil mengatasinya.
Namun yang ini, proses penularannya begitu cepat dan salah satu upaya menahan penyebaran dengan gerakan #dirumahaja, rajin-rajin cuci tangan, hingga memakai masker kemana-mana. Asli cuy, sempat paranoid juga.
Kayaknya sampai usia 44 tahun (jalan 45-lah) usia saya, baru kali ini yang namanya masker hilang di pasaran, hensanitaiser juga raib. Berikutnya yang ikutan habis alkohol, cairan pemutih, hingga multivitamin enervon c yang mudah didapat ikutan gak ada.
Tapi bukan warga +62 namanya jika otaknya gak muter pas kejepit. Gak berapa lama, banyak yang produksi hensanitaiser secara masal, mulai berbahan dasar alkohol hingga herbal. Pun dengan masker, produksi berbagai macam masker gencar dilakukan, mulai yang ngetop duluan masker Scuba, masker batik, hingga berbagai masker yang memiliki gaya. Ciamik tenan.
Paranoid
Sebagai pegawai yang harus pulang pergi Malang - Surabaya setiap hari kerja, keadaan pandemi ini jelas menjadikan saya lebih hati-hati. Bertemu orang banyak selama dalam perjalanan. Di sini, transportasi andalan ya bis antar kota. Kereta api ? plis deh, selain jadwalnya yang hanya pukul 04.30 WIB dari Stasiun Kota, dan itu satu-satunya jadwal di pagi hari. Belum lagi waktu tempuh yang 3 jam untuk sampai di Surabaya. Jelas jauhlah dengan armada bis yang hampir setiap 10 menit ada yang berangkat dengan waktu tempuh jauh lebih cepat.
Nah, yang jadi rada ekstrim jika bis penuh sampai ada yang berdiri bergelantungan (jangan befikir sampai gantung-gantung kayak momon ya). suasana seperti ini sih biasa sebenarnya, namun saat pandemi ini, uyel-uyelan seperti tentu bikin gak nyaman. Iyalah. Apalagi jika ada yang batuk, beuh.. dijamin satu bis pada ngelirik ke sumber suara dengan tatapan mata yang aduhai.
Dengan berjalannya waktu dan kebijakan pemerintah Work From Home, perlahan namun pasti jumlah penumpang terus menurun. Hingga puncaknya saat Surabaya Raya (ketahuan ikutan Malang Raya), maksudnya Surabaya - Sidoarjo - Gresik menerapkan PSBB. Pembatasan Sosial Berskala Besar. Banyak perusahaan bis yang menghentikan operasionalnya, karena Terminal Bungurasih yang milik Pemkot Surabaya tapi letaknya di Sidoarjo itu Tutup dan Tidak Beroperasi.
Bungurasih gak ada bis ... mamen..! |
Saya teringat, girang bukan main bisa sampai kantor saat PSBB diterapkan, seperti pas SMA dulu bisa nyontek tapi gak ketahuan. Belakangan saya bingung, bagaimana caranya pulang ke Malang ini ? Satu-satunya moda transportasi yang tersisa tinggal kereta api, itupun malam, dengan perhitungan tiba di Malang sekitar jam 9 malam. Bagai berjudi, saya dan Tulus (teman sekantor yang juga dari Malang) membuat beberapa opsi. Pertama, ke terminal Bungurasih untuk menunggu di pintu keluar dekat Waru, sesuai kesepakatan dengan kondektur pagi tadi. Opsi kedua, naik kereta, dan opsi ketiga naik sepeda motor pulang ke Malang.
Seminggu kemudian, bis sudah tidak ada yang berangkat ke Surabaya. Dan saya bersama Tulus resmi Work From Home hingga pemberitahuan harus masuk atau kondisi transportasi bis normal kembali.
Ramadhan Tiba
Semenjak Corona merebak, beberapa masjid mengikuti anjuran untuk tidak mengadakan Sholat Jum’at. Saya sangat beruntung, masjid dekat rumah, Masjid Panglima Besar Jendral Soedirman tetap mengadakan Sholat Jum’at, dengan protokol keamanan tentunya. Seperti penyemprotan desinfektan secara berkala di seluruh areal masjid, menggunakan masker, cuci tangan, hingga membaca sajadah sendiri.
Suasana tarawih di Masjid Pangsud |
Pun saat Ramadhan tiba. Sholat tarawih berjamaah tetap dilaksanakan. Hanya saja tidak ada ceramah di antara Sholat Isya’ dan Tarawih seperti kebiasaan tahun-tahun sebelumnya.
Ada berkah tersendiri, saat Ramadhan pas WFH pula. Mungkin Alloh ingin kita dekat dengan-Nya. Beribadah yang rajin. Memakmurkan rumah-Nya.
Hamid Rusdi - Kota Malang
Ahad, 24 Ramadhan 1441 H
17 Mei 2020
0 komentar