Beberapa waktu belakangan saya terserang panik saat berada di dalam hutan. Sulit menjelaskan, panik karena takut tak bisa kembali, atau panik takut tersesat. Sangat tidak nyaman. Dan kenapa juga baru menyerang belakangan ini. Kenapa tidak dari dulu. Apakah penyebabnya sama dengan panik-panik saya terdahulu.
Ponorogo menjadi salah satu lokasi pelepasliaran bagi Elang Jawa di Jawa Timur. Bukan tanpa maksud, karena di kabupaten ini terdapat dua cagar alam yang menjadi side monitoring, yakni Cagar Alam Gunung picis dan Cagar Alam Gunung Sigogor. Setidaknya sudah tiga ekor Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) yang telah dilepasliarkan di sekitar Cagar Alam Gunung Picis dan Cagar Alam Gunung Sigogor, Ponorogo. Dan tahun ini, tepat 4 tahun kegiatan pelepasliaran tersebut telah berlangsung.
Damai itu,
Saat bisa menikmati ciptaan-Nya, menikmati hasil karya-Nya, dan menjaga apa yang dititipkan-Nya. Menempatkan semua pada tempat dan fungsinya, membiarkan semua berjalan sesuai ritme yang telah diatur oleh-Nya.
Lokasinya tidak terlihat dari pinggir jalan raya Pujon, ya ... seperti rumah biasa saja. Meski sempat ragu, namun papan nama besar bertuliskan Nasi Gila Mburitan meyakinkan hati untuk tetap nekat parkir sepeda motor di teras rumah tersebut. Disampingnya ada gang kecil yang menjadi jalan menuju ke belakang rumah. Yup, Mburitan, dalam bahasa Jawa berarti belakang rumah.
Hidup kadang butuh hentakan dan kejutan-kejutan kecil, biar kita tahu bahwa ada tahu yang bulat. Eh, maksudnya biar kita sadar bahwa hidup tidaklah landai begitu saja, bahwa hidup tidaklah mapan begitu saja, tidak seperti yang kita inginkan.
Sumber foto : twitter @AnisJatnika
Wiih... Beberapa gunung sudah ancang-ancang dibuka kembali untuk pendakian, tentunya dengan menerapkan protokoler Covid-19 nantinya. Seperti wajib memakai masker, menjaga jarak, hingga pengecekan suhu tubuh atau bahkan ada surat keterangan sehat. Lha hal seperti ini kadang luput dari perhatian, tapi tidak bisa disepelekan. Gimana sih rasanya berolahraga (woi.. naik gunung masuk olahraga lho yoo..) tapi tetap memakai masker.
Ada yang tahu Google Maps gak ? banyak tahunya daripada tidak. Kayaknya aplikasi ini paling populer buat kita untuk mencari suatu tempat atau menuju ke sebuah tempat. Tapi mungkin ada yang terlewat bahwa sebenarnya Google Maps juga memberikan opsi lain bagi anda yang ingin membuat peta versi anda.
Sebenarnya saya tidak terlalu hobi bersepeda atau gowes. Betul. Serius. Tapi sejak dua bulan yang lalu saat saya memeriksakan kesehatan ke Dokter Janggan, mau tidak mau saya harus rutin berolahraga. Awalnya hanya rasa tidak nyaman pada dada kiri, yang kelamaan menjadi seperti apa ya, hingga pada suatu malam saya seperti hampir kehilangan kesadaran. Sejak itu saya bertekad untuk mengetahui apa penyakit saya.
Bisa jadi, baru lebaran kali ini dirayakan di rumah Hamid Rusdi hanya bertiga saja, saya, ibu, dan Neyna, keponakan saya. Rina, adik bungsu saya, beserta keluarga yang tinggal di Sampang saja tidak dapat merapat ke Malang, apalagi Rini, adik saya yang di Cirebon.
Pelaksanaan Shoalt Jum'at di Masjid Pangsud saat pandemi Covid19
Bulan Ramadhan 1441 Hijriah atau 2020 Masehi ini benar-benar beda. Saya lebih memilih kata beda dibanding spesial atau sejenisnya. Karena di tahun ini ada wabah penyakit yang bertepatan dengan ibadah wajib berpuasa.
Alasan aslinya sih pingin cuap-cuap lagi di blog, apalagi musim pandemi kayak gini. Tidak pernah terpikir sama sekali kita akan mengalami pandemi sebuah penyakit yang mendunia. Sebelumnya pernah ada Flu Burung, ini lebih mematikan, namun penyebarannya tidak sedahsyat Corona, dan pemerintahan Pak EsBeYe saat itu berhasil mengatasinya.
Sepanjang saya menjadi pegawai negeri sipil di sebuah intitusi yang bergerak di bidang konservasi, ini buku idealis pertama yang melibatkan saya. Buku kekinian yang menjelaskan isi hutan, dengan foto-foto hasil jepretan kami sendiri. Bukan comot dari gugel ataupun minta ke teman.
Namanya Muhammad Amin Syafi’i, namun orang-orang sering memanggilnya dengan “Pak Min”. Beliau sudah sangat sepuh saat saya berjumpa pertama kali beberapa tahun yang lalu, di Masjid An Nur yang terletak di Jalan Kapt. Piere Tendean Gg 1C No. 1, Jagalan – Kota Malang.
Namanya Arrasyid, biasa dipanggil Rasyid. Ia siswa tahun ke 5 di Sekolah Cikal, sebuah sekolah yang terletak di kawasan Jalan Lontar Surabaya. Di sekolah ini, memakai istilah tahun ke 5 untuk pengganti Sekolah Dasar Kelas 5. Namun jangan salah, sekolah dasar disini hanya hingga tahun ke 5 saja.