Secuil cerita, Evi Susanti

by - January 17, 2011

Setelah perempatan didepan, ambil jalan lurus lalu pertigaan belok kiri, itulah jalan Anggraeni Raya,  letak rumah evi. Meski beberapa kali aku ke kota ini, namun belum sekalipun sempat mengunjunginya. Dengan mata yang masih terbebani kantuk, karena semalam saya masih harus keluar masuk kebun tebu untuk menemukan lokasi persembunyian puluhan rusa yang terlepas dari kandangnya di sebuah sudut kota Kediri, saya berusaha untuk menemukan rumah tersebut. 

Meski sedikit ragu, kuketuk juga pintu rumah yang bercat tembok putih tersebut dengan diiringi salam. Tak berapa lama keluarlah seorang bapak dan mempersilahkanku untuk masuk dan duduk. Sebenarnya saya berharap bertemu dengan ibunya, yang beberapa hari sebelumnya menerima telepon dariku dan menceritakan seluruhnya kepadaku. Hah... andai telepon itu lebih cepat sebulan kulakukan.

Masih terekam di buku teleponku, sebuah telepon rumah berkode area 021. Nomor telepon rumah kost tempat evi tinggal setelah mendapatkan pekerjaan pada sebuah perusahaan telepon selular ternama, sebuah rumah yang beralamat di jalan H. Juhri Jakarta Barat.

"ooo..mbak evi.... sudah enggak ada mas..", ujar pemilik suara di ujung telepon, "lho pindah kost toh mbak?" tanyaku terheran-heran, Sebab ini bukan kali pertama aku menelpon evi di kost-annya. "Bukan mas, ehmmm... mbak evi sudah enggak ada, ...sudah meninggal mas.." hegghh... rasanya bumi berhenti berputar seketika.

Sejurus kemudian saya menghubungi telepon rumah evi di Kediri dan yang menerimanya adalah ibu kandung Evi. "Ini mas Agus toh ?" tanya beliau. "iya bu, apa benar bu evi sudah...", aku ragu melanjutkannya. "Iya gus, sebulan yang lalu. Evi sakit di Jakarta, lalu dibawa pulang ke kediri untuk di rawat di rumah sakit. Sebenarnya dia sering mengeluh sakit pada kepalanya, gus. tapi kita tidak pernah menyangka kalau itu ternyata ada tumor di kepalanya". 

Aku hanya bisa menunduk sambil terus mendengarkan cerita penuh kesah itu. "Sempat dirawat di Rumah Sakit Dokter Sutomo Surabaya selama sebulan...". Yaa... Alloh, rumah sakit itu hanya beberapa kilo saja dari tempat kerjaku di sekitar Bandara Juanda.

Surat
Lepas SMP, Evi melanjutkan sekolah ke Kota Kediri, mengikuti orang tuanya yang pindah tugas. Awalnya mereka tinggal disebuah rumah di Jl. Veteran Kediri, tapi terakhir alamat yang kudapat mereka tinggal di Jl. Anggraeni Raya. Komunikasi kami cukup intens untuk ukuran zaman itu. Saya kenal evi sedikit introvert, tapi saya beruntung, karena dia tidak canggung untuk berbagi cerita dengan saya, meski dengan sepucuk surat

Lucu jika mengingatnya, karena kami saling berkirim surat melalui alamat sekolah. Kami berbagi cerita apa saja, mulai suasana sekolah, ekstra kulikuler, hingga hal-hal yang menarik di sekolah kami. Tapi gara-gara saya sering mendapat surat dari evi di sekolah, saya mendapatkan surat gelap dari seorang siswi yang menuduh saya mengambil surat-surat miliknya.

Dan setelah lulus SMA, evi melanjutkan kuliah di Universitas Merdeka Malang. Dari suratnya, dia memberikan alamat kostnya di Jl. Leuser, Malang. Itulah pertemuan kami setelah 3 tahun tidak pernah bertemu. Masih seperti ingatan saya 3 tahun yang lalu, manis dan terkesan pendiam. Senyumnya mudah sekali mengembang mewarnai setiap percakapan kami.

Gak Nyangka
Lokasi pemakamannya tidaklah terlalu jauh dari rumah evi, jalan menuju ke lokasinya-pun cukup mudah ditemukan karena tepat berada di samping kantor Koramil. 

Segera sepeda motor Suzuki ini kulajukan membelah sebuah tanah lapang yang menghubungkan jalan dengan lokasi pemakaman. Membutuhkan waktu cukup lama untuk menemukan lokasi makamnya. Setelah bertanya ke seorang bapak yang bertugas membersihkan lokasi tersebut, akhirnya kumenemukan lokasi makam yang berada di dekat sebuah pohon beringin besar.

Tanahnya memang sudah tidak menampakkan makam yang masih baru, namun helai-helai bunga kering yang bertebaran diatasnya masih menandakan makam ini belum terlalu lama. Kupandang lekat-lekat batu nisannya, tertulis nama dan kelahiran evi yang 16 April 1975 beerta waktu meninggalnya. Kupanjatkan do'a-do'a untuknya beberapa saat.

Teringat kembali e-mail yang dikirim evi saat saya masih pendidikan Kehutanan di Sukabumi. dan ternyata saat itu evi juga sedang berlibur di rumah kakaknya yang berada di kota yang sama, karena akan bekerja di Jakarta. Tak berapa lama kudapatkan surat darinya dengan alamat pengirim di Jakarta. Sebuah surat yang disertai dengan notebook dan pin 007 tomorrow never dies. Percaya atau tidak ternyata pin ini masih saya simpan.

"Gus, gak nyangka ya, orang seperti saya, kok ya bisa bekerja jauh dari orang tua, di Jakarta pula. Gak pernah kepikiran sama sekali kalau aku bisa sampai dan bekerja di Jakarta. Dari Malang, ke Kediri, ke Malang lagi, dan eh .. sekarang ke Jakarta", ujarnya dengan sambungan telepon.

Ya sobat, dan kini kau kembali ke kota itu, Kediri, kembali dekat dengan kedua orang tuamu, untuk beristirahat dengan tenang untuk selama-lamanya. Selamat jalan sobat ...

(Tulisan ini saya berikan untuk semua rekan-rekanku yang pernah sekolah bersama almarhumah di SMP Negeri 5 Malang, yang juga seperti saya, merasa kehilangan almarhumah yang murah senyum...)

You May Also Like

11 komentar

  1. 1. Innalilahiwainna ilaihi rojiun
    2. Semoga Allah SWT menerima semua amal ibadah Evi dan mengampuni semua dosa2 nya [aamiin]
    3. Terharu [hiks]
    4. Baru tahu kalo Agus sahabatan sama Evi [nice]
    5. Baru inget betul wajah Evi setelah di up load fotonya barusan [ngeh..}
    6. Agus pinter banget nulisnya, sinau ndik endi Gus [bravo]

    Salam,

    Edwinsar

    ReplyDelete
  2. @ edwin...
    it's my deep story, real story bro.

    ReplyDelete
  3. manis sekali semanis Almarhumah Evi
    Masih ingat masa kecil kami sering bersepeda, memasak kue bersama. Selama itu tidak pernah sekalipun dia membuat kami temannya tidak nyaman disebelahnya.
    Terakhir ketemu pas aku mau pindah ke Surabaya, kami berpelukan dan ternyata itu pertemuan terakhir kami. Terima kasih atas ceritanya.

    ReplyDelete
  4. turut berbela sungkawa yah buat evi gus.

    ReplyDelete
  5. Tulis@n yg excellent..qt yg bca jd ikut ngerasain dalamnya persahabatan agus n evi..smoga evi di terima di sisi-Nya..amin. Dan buat agus, jgn sedih krn kamu sdh berbagi kesedihan itu pada kami2 yg baca..good luck.

    ReplyDelete
  6. Meski baru tahu, aku turut berduka cita sedalamnya. Kini Evi sudah berbahagia di sana semoga Allah SWT mengampuni semua dosanya dan menerima amal ibadahnya Amin.
    Subhanalloh, persahabatan kalian sungguh indah.....

    ReplyDelete
  7. @ Jiboen : thanks bro..

    @ Sofie : amien, thanks sist...

    (pas gw ngetik ini lagu "11 Januari" nya GIGI lagi terdendang dg indahnya...

    ReplyDelete
  8. aq inget mbk evi..orgnya manis..
    dl aq kira pcr mu mas he.he..
    semoga arwahnya di terima di sisi Allah amien..

    ReplyDelete