Namanya Daffa

by - January 19, 2012

Saya sedikit bergetar ketika mendekatinya. Kali ini tidak seperti Kila, kakaknya, saya tidak dapat menggendong dan mendekapnya. Saya hanya bisa membisikkan adzan dan iqomat di telinganya. Pelan dan penuh haru. Rasa syukurku tak henti-henti. Putra keduaku telah lahir. Dengan berat tubuh 2,8 kg ia tampak sehat dan gagah bagiku. Namanya Agsya Danish Daffa Kila. Seperti hal kakaknya, iapun kusandangkan nama Agsya dan Kila.
Daffa di rawat dalam inkubator

Lahir ketika waktu menunjukkan pukul 10.46 WIB di RSUD Pasar Rebo pada hari Rabu tanggal 21 Desember 2012. Sebuah tempat yang jauh dari kota kami, Malang. Tapi dekat dengan rumah eyangnya di seputaran Kelapa Dua - Cimanggis Depok.Sebuah pilihan yang akhirnya kami putuskan bersama. Istri saya sudah bertekad dan mengurus semua keperluan guna kelahirannya. Saya yang nun jauh di kota Malang hanya dapat menunggui ketika kelahirannya dan terpaksa memperpanjang acara "bolos" kerja hingga 2 minggu.

* * *
Masih teringat jelas ketika pertama kali perawat memberitahukan kondisinya. Paru-paru Daffa ada cairannya sehingga ia memerlukan perhatian dan perawatan khusus. Esoknya ketika saya berhasil menemui dr. Ellen yang merawat Daffa, semakin jelaslah kondisinya, Daffa-pun terkena kuning. Maka sejak hari pertama Daffa dilahirkan, ia dimasukkan inkubator lengkap dengan segala peralatan penunjang, infus, selang untuk mengeluarkan cairan dari paru-parunya, alat pemompa nafas, dan sebuah alat yang tersemat di kaki kirinya untuk memantau denyut jantungnya. Begitu banyak alat itu, air mataku pun tak dapat kubendung setiap menengoknya di sebuah ruang khusus bertuliskan Level 3. Sebuah ruangan untuk merawat bayi yang mengalami masalah atau dalam perawatan khusus. Disisi lain saya pun harus menjaga istri saya yang baru menjalani operasi secario untuk kelahiran Daffa.
* * *
Istri saya sangat semangat, walau harus saya papah dengan kursi roda untuk menengok Daffa untuk pertama kalinya. Saya bahagia sekali. Saya sangat bahagia ketika istri saya dapat melihat sendiri Daffa dalam inkubatornya. Dan Daffa pun mengetahui jika umi nya pun hadir di sisinya. kami sangat semangat akan kehadiranmu Daffa, dan kami berharap ketika itu, kamupun semangat untuk cepat sembuh. Keesokan harinya lagi, istri saya sudah dapat menjenguk Daffa dengan berjalan, walaupun lokasi kamar umi dan ruang bayi jauh letaknya karena berbeda gedung. Tapi umi sangat semangat sore itu. Kali ini ia dapat berlama-lama di dalam ruangan.
* * *
Umi harus pulang hari sabtu tapi Daffa tetap menjalani perawatan. Berat rasanya. Tapi saya tetap ke rumah sakit untuk menengok dirimu Daffa. Karena peraturan di rumah sakit ini, tidak boleh menunggui bayi di ruang perawatan, tapi kami akan dihubungi jika ada perlu sesuatu. Saya tetap rumah sakit setidak sehari 3 kali untuk memberikan asi istri saya dalam botol untuk Daffa. Keesokan hari, senin dan selasa kami menghabiskan waktu seharian penuh di rumah sakit. Mulai pagi hingga petang, memberikan asi untuk Daffa. Daffa harus selalu mendapatkan asi. Begitu wanti-wanti dokter dan perawat. Mereka sangat bersemangat sekali membantu kami.
* * *
Daffa tidur.. gemess
Hari Rabu Siang, Dokter Ellen memperbolehkan Daffa pulang karena kondisinya sudah baik, hanya minggu depan perlu kontrol kembali. Kami bukan main senangnya. Bahagia sekali kami siang itu. Kami segera mempersiapkan kepulangan Daffa. Bulek Tri, Bulek Yani dan Bulek Par pun hadir di rumah sakit untuk menjemput Daffa. Sore itu kami kembali ke rumah eyang penuh dengan bunga bahagia.
* * *

Kila sudah menyongsong kami di depan pintu. Wajahnya sangat semangat dan berseri menyambut adiknya. "Adik dey abi", ujarnya. Sayapun mengangguk sambil menggendong Daffa ke arah kamar. Kila berlari-lari kecil mengikutin kami. Sayapun menidurkan Daffa di tempat tidur yang telah kami siapkan. Kila sangat senang sekali melihat Daffa. Sore itu seisi rumah bahagia, kakek, nenek, para bulik dan tasya adik ipar saya, semua.. semua senang.

Selamat Datang Daffa ... kami sayang kamu.

(Terima kasih kami kepada segenap perawat, dokter, dan pihak RSUD Pasar Rebo yang begitu ramah dan sangat membantu kami, juga Bulik Tri yang banyak meluangkan waktu selama kami di rumah sakit)

You May Also Like

5 komentar

  1. Kita semua (umi, abi Dan kakak Kila)menyayangimu adik DEY

    Sjam W

    ReplyDelete
  2. subahanallah, haru aku membacanya, apa yg dialami dedek...salut aku atas semangat sang Umi.Tuhan tlah memberikan kesehatan dan kemudahan atas kelahiran anak ketigaku kemarin, tapi ada patah semangatku ketika "something trouble" pada diriku pasca sesar, ditambah aku blm pernah alami smua ini. rasanya seperti aku tak bersyukur dg do'a dan segala upaya yg telah dilakukan keluargaku terutama suamiku (dlm kemarahannya wkt itu). Ya, Allah, maafkan aku....nebeng sharing ya Gus...

    ReplyDelete
  3. anonim .. (who are you)
    it's ok.
    thank you for read it ...

    ReplyDelete