Mengantar Kila Ke Gerbang Kedewasaan

by - June 11, 2019


Berkhitan (ada yang menyebutnya dengan ‘sunat’,-pen) adalah memotong kulit yang menutupi kepala/ujung kemaluan bagi laki-laki dan memotong kulit bagian atas kemaluan bagi perempuan. (Lihat Shohih Fiqh Sunnah, I/98). 
Tujuan khitan adalah untuk menjaga agar di sana tidak terkumpul kotoran, juga agar leluasa untuk kencing, dan supaya tidak mengurangi kenikmatan dalam bersenggama. (Fiqh Sunnah, 1/37)

Berkhitan adalah sunnah yang telah ada sejak lama sekali, Sebagaimana hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Ibrahim berkhitan setelah mencapai usia 80 tahun, dan beliau berkhitan dengan Al Qodum.” (HR. Bukhari, inilah lafadz yang terdapat dalam Shahih Bukhari yang berbeda dalam kitab Fiqh Sunnah, -pen).

Hukum khitan Ada 3 pendapat dalam hal ini :
1. Wajib bagi laki-laki dan perempuan 2. Sunnah (dianjurkan) bagi laki-laki dan perempuan 3. Wajib bagi laki-laki dan sunnah bagi perempuan (Lihat Shohih Fiqh Sunnah, I /98)

Wajibnya khitan bagi laki-laki. Dalil yang menunjukkan tentang wajibnya khitan bagi laki-laki adalah : Hal ini merupakan ajaran dari Nabi terdahulu yaitu Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan kita diperintahkan untuk mengikutinya.

Allah Ta’ala berfirman, “Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad): Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan” (An Nahl : 123)

Adapun batas maksimal usia khitan adalah sebelum baligh. Sebagaimana perkataan Ibnul Qoyyim : “Orang tua tidak boleh membiarkan anaknya tanpa dikhitan hingga usia baligh.” (Lihat Tamamul Minnah, 1/69) – Sumber : rumaysho.com

Kila Khitan

Liburan lebaran tahun ini menjadi waktu yang pas untuk mengkhitan Kila. Selain panjangnya waktu liburan, Kila-pun hadir di Kota Malang. Maklum, ia tinggal bersama mamanya dan Daffa di Depok, Selatan Jakarta.

Setelah browsing sana sini dan rekomendasi dari teman, akhirnya saya memutuskan Kila dikhitan di Rumah Sunat Dokter Jaka, Griya Alam Hijau Singosari – Malang. Berbagai tehnik khitan terkini diterapkan disini, namun yang terpenting Kila tak perlu merasakan sakitnya khitan seperti yang saya alami dulu. Cepat sembuh dan hepi. Hahayy ...

Turut mendukung (yaelah), maksudnya ikut hadir di rumah sunat, neneknya (ibu saya) dan trio keponakan, Neyna, Nanda, serta Enjel. Yup, mereka hadir sebenarnya buat meramaikan suasana agar Kila berani khitan, karena hal ini cukup mendadak baginya. Namun saya merasakan Kila sangat percaya diri untuk khitan.

Banyak do’a yang saya panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan dikhitannya Kila. Yang terpenting, semoga ia menjadi orang yang sholeh dan memegang teguh agamanya. Aamiin.



You May Also Like

0 komentar