Perokok dalam Bis

by - March 17, 2010

Gembira sekali saya. Betapa tidak, karena saya sudah mengantongi gaji bulan ini. Dengan keluar dari ruang bendahara saya semangat sekali untuk melanjutkan hari ini. Yup, tanggal satu gitu loh.
Sore hari tak terasa saya sudah asyik bersenandung di atas Vespa Strada-ku menuju terminal Bungurasih. Kembali ke kota Malang yang tercinta. Ya beginilah setiap hari, berangkat kerja usai sholat Subuh, dan pulang ke malang sore hari. Sampai di rumah usai adzan Maghrib berkumandang, dengan catatan jalan ruas porong tidak macet *beberapa tahun terakhir inilah jalan andalan dari surabaya ke arah selatan dan timur setelah jalan tol tertelan lumpur lapindo *
Bis memasuki jalan tol, fuuuhhh ... betapa segar udara menerpa dari jendela, segar. Tak terasa saya-pun sudah terlelap tidur. Saya terbangun ketika bis sudah sampai di daerah Pandaan, dan kulirik orang disebelahku, wah nampaknya sudah ganti, cukup dalem juga tidurku sampai-sampai tidak menyadari pergantian posisi yang duduk disampingku. Seperti biasa saya mengambil tempat duduk favoritku, sebeleh kiri dekat jendela.
Bis mulai meninggalkan terminal Pandaan, dan nyanyian pedagang asonganpun mulai lagi berkumandang. "Tahu-tahu, kacang-kacang, aqua dingin ....", dan bla-bla, kadang ada juga yang berjualan pisau dengan lima kegunaan. * untungnya dia gak juga menerangkan kegunaan pisau yang bikin sadis * Kulirik orang disebelahku membeli dua bungkus tahu goreng, masing-masing bungkus berisikan 4 potong tahu kecil-kecil lengkap dengan cabenya. Tak seberapa lama diapun asyik menikmati tahu-tahunya.
Sedang asyik-asyiknya saya menikmati angin sepoi-sepoi yang masuk lewat jendela diatas kepalaku, tiba-tiba ada suara yang bikin keki. " ssss..ck..ck.. ssssss", bingungkan. tuh suara orang mainin udara lewat sela-sela gigi, biasanya karena ada daging yang terjepit disela-sela gigi * slilit ...slilit... waduh angel e rek ( waduh susahnya) *. Terang aja saya jadi keki, nih orang disebelah saya yang berbuat itu, dengan gaya bak orang abis makan ayam goreng saja, suara mulutnya keras dan tampak menimmati hasil "jarahan" giginya tadi, padahal cuman tahu. Itu belum seberapa, untuk menutup kepuasannya atas dua bungkus tahu tadi, maka disajikanlah hidangan penutupnya, sebatang kretek yang sekarang sudah nangkring di bibirnya. Asem tenan makiku dalam hati, gak liat apa nih bis udah penuh dengan para buruh pabrik Sampoerna yang naik dari Pandaan tadi. Eh.. nih orang asyik aja sedat-sedot tuh rokok. Keki abis, akhirnya dengan pura-pura sms-an aku berusaha mengambil wajah tuh orang. Ya walau gak sempurna, tapi inilah sang perokok dalam bis itu.

You May Also Like

1 komentar

  1. lho...poto sang perokok'e koq ga ketok...apa mergo ketutupan karo asap'e rokok yg ngebul...?!

    ReplyDelete