Geolog Dunia Nilai Semburan Lumpur Lapindo Akibat Pengeboran
KORAN TEMPO (30/10/2008) - Konferensi American Association of Petroleum Geologists di Cape Town, Afrika Selatan, menyimpulkan aktivitas pengeboran sebagai penyebab terjadinya semburan lumpur Lapindo Brantas Inc di sumur Banjar Panji 1, Sidoarjo, Jawa Timur. Kesimpulan ini diambil berdasarkan suara terbanyak dalam pemungutan suara pada 28 Oktober 2008.
Konferensi itu dilangsungkan pada 27-29 Oktober. Sebanyak 42 geolog petroleum meyakini aktivitas pengeboran sebagai penyebab tunggal. Sedangkan 13 geolog lainnya menilai pengeboran dan gempa di Yogyakarta sebagai penyebab. Yang berpendapat gempa Yogyakarta sebagai penyebab hanya tiga geolog. Sisanya, yakni enam geolog, belum bisa menyimpulkan penyebabnya.
"Ini merupakan kesimpulan tertinggi tingkat dunia yang tak bisa dibantah," kata Rudi Rubiandini, geolog petroleum dari Institut Teknologi Bandung, salah satu peserta konferensi, kemarin.
Rudi berpendapat, pemerintah Indonesia dapat menggunakan hasil konferensi itu sebagai bahan dalam menyelesaikan kasus lumpur Lapindo. Dia menegaskan, lembaga yang menyebabkan terjadinya semburan lumpur harus bertanggung jawab. Sejauh ini proses hukum kasus Lapindo menemui jalan buntu di Kejaksaan Tinggi Jawa Timur karena tak cukup bukti.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Evita Legowo, mengatakan pemerintah terbuka untuk menerima hasil rekomendasi terbaru itu. "Kami selalu terbuka untuk itu," kata Evita kepada Tempo kemarin.
Jika data hasil telah diterima, kata Evita, barulah pemerintah bisa membahas lebih lanjut. "Nanti akan ada keputusannya.”
Senior Vice President PT Energi Mega Persada Lapindo, Bambang Istadi, menolak kesimpulan konferensi. Alasannya, pendapat tersebut tidak dikeluarkan seluruh geolog dunia. "Itu tidak mempresentasikan pendapat seluruh geolog di dunia," ujar Bambang melalui pesan pendeknya kepada Tempo kemarin.
Sementara itu, Rudi juga menanggapi siaran pers PT Lapindo Brantas pada 22 Oktober, yang menyebutkan bahwa para geolog dalam pertemuan The Geological Society di London menyimpulkan semburan lumpur Lapindo diakibatkan oleh mud volcano. Menurut Rudi, pertemuan itu tak menghasilkan kesimpulan apa-apa. “Ahli geologi umum itu hanya berdiskusi, tidak menghasilkan kesimpulan.”
Menanggapi hal ini, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menuding PT Lapindo telah berbohong kepada publik. "Ini proses pembohongan publik luar biasa," kata Kepala Departemen Advokasi dan Jaringan Walhi Muhammad Teguh Surya kemarin. Walhi berencana menggugat Lapindo ke pengadilan.
0 komentar