Lebaran Tahun ini ...
Mungkin tahun ini adalah lebaran yang paling haru biru bagiku. Pertama karena inilah lebaran bagiku dengan tidak tinggal serumah dengan kedua orang tuaku dan segala kemeriahan rumah beliau. Kedua, di Lebaran ini aku harus mengasuh anakku sendiri karena Pembantuku pulang kampung dan istriku masih harus bekerja untuk perusahaan "kolonial"nya. Bukan hal yang mudah untuk mengasuh anakku di hari terakhir berpuasa mulai pagi hingga petang hari, mulai istriku berangkat kerja hingga saat berbuka puasa di kala istriku pulang kerja.
Bukan perkara mudah untuk mengasuh anakku yang berumur 10 bulan. Memang senang sekali berkumpul dengan anakku seharian, tapi tidak juga ringan, karena aku harus juga memandikannya, menyuapi ia makan, memberi minum susu pada waktunya, menidurkannya jika ia sudah mengantuk, dan bermain dengan dia. Disaat yang sama aku juga bersih-bersih rumah, memanasi sayur untuk berbuka, memasak air untuk susu anakku, sholat, dan lain sebagainya. Nyaris seharian itu aku tidak bisa tidur. Oleh sebab itu aku tidak meremehkan pekerjaan dan peran pembantu rumah tangga. Itu juga sebabnya setiap hari aku sempatkan untuk telepon ke rumah untuk menanyakan apakah semua baik-baik saja di rumah, terutama key anakku.
Begitu pula ketika lebaran hari pertama tiba, setelah kami (aku, istri, dan anakku) berkunjung ke rumah orang tuaku untuk berlebaran, saya kembali harus mengasuh anakku sejak tengah hari bolong hingga jam 9 malam. Ditambah kondisi perumahan tempat aku tinggal sudah sangat sepi, sepiiii banget. Rasanya didunia ini tinggal aku dan Key anakku. Sedih banget, lebaran begini tinggal berdua, tidak terasa air mataku meleleh juga, apalagi jika ditambah anakku rewel dan nangis terus. Sedih bercampur bingung harus apa dan bagaimana. Aku benar-benar merasa tahun ini merupakan lebaranku yang paling haru biru.
Bukan perkara mudah untuk mengasuh anakku yang berumur 10 bulan. Memang senang sekali berkumpul dengan anakku seharian, tapi tidak juga ringan, karena aku harus juga memandikannya, menyuapi ia makan, memberi minum susu pada waktunya, menidurkannya jika ia sudah mengantuk, dan bermain dengan dia. Disaat yang sama aku juga bersih-bersih rumah, memanasi sayur untuk berbuka, memasak air untuk susu anakku, sholat, dan lain sebagainya. Nyaris seharian itu aku tidak bisa tidur. Oleh sebab itu aku tidak meremehkan pekerjaan dan peran pembantu rumah tangga. Itu juga sebabnya setiap hari aku sempatkan untuk telepon ke rumah untuk menanyakan apakah semua baik-baik saja di rumah, terutama key anakku.
Begitu pula ketika lebaran hari pertama tiba, setelah kami (aku, istri, dan anakku) berkunjung ke rumah orang tuaku untuk berlebaran, saya kembali harus mengasuh anakku sejak tengah hari bolong hingga jam 9 malam. Ditambah kondisi perumahan tempat aku tinggal sudah sangat sepi, sepiiii banget. Rasanya didunia ini tinggal aku dan Key anakku. Sedih banget, lebaran begini tinggal berdua, tidak terasa air mataku meleleh juga, apalagi jika ditambah anakku rewel dan nangis terus. Sedih bercampur bingung harus apa dan bagaimana. Aku benar-benar merasa tahun ini merupakan lebaranku yang paling haru biru.
0 komentar