Protokoler

by - October 20, 2008

Akhir pekan kemarin di Kota Malang, saya beberapa kali bertemu dengan rombongan "orang sombong" yang kalau lewat, jalanan harus di stop sehingga mereka dapat melenggang kangkung dengan nyaman. Sementara kita tidak nyaman karena macet, panas, napas sesak kena asap knalpot yang terus menerus menderu. Saya hitung ada tiga kali bertemu dengan rombongan yang sama, sudah gitu rombongan tersebut pakai bis tanggung merk "Bagong" sebanyak dua buah. Kesal sekali, menganggu aktifitas masyarakat, dan sok penting.
Masih asyiknya nggrundel karena kemacetan yang diakibatkan rombongan tersebut di sebuah jalan protokol di kota Malang, saya berhenti di perempatan Masjid Sabilillah Blimbing, karena lampu merah. Saya tertegun melihat seorang anak jalanan, yang kali ini dia tidak ngamen. Dia hanya duduk di anak tangga penyeberangan sambil memainkan gitar kecilnya. Wajah kucel seperti belum mandi seminggu, usia tanggung mungkin hampir 17, cewek, rambut pendek, ada tindik di bibir bagian bawahnya, celana jins belel yang lusuh, kaos hitam, dan sikapnya yang cuek dan pandangan kosong tanpa arti. Apa benar dia jadi anak jalanan karena keadaan dan putus sekolah, apa karena terbawa gaya hidup "anti kemapanan", atau jadi malas karena cukup dengan ngamen di perempatan uang sudah mengalir. Belum sempat aku menjawab pertanyaan dalam hatiku tadi, lampu sudah hijau. Yang aku ingat, perempatan tersebut beberapa kali saya lewat, jumlah anjal yang cewek cukup banyak. Beda dengan pertigaan mitra - sarangan, laki-laki semua dan bergaya "punk".
Bisa tidak sih, kalau melihat realita seperti itu, orang yang merasa "sok penting" itu ya biasa saja gitu. Mau jalan-jalan ya tidak perlu bikin macet jalan. Apa masih kurang bersyukur atas apa yang didapat, apa tidak pernah berpikir dengan hati jika melihat kondisi yang kurang beruntung seperti anjal itu. Apa mereka itu yang punya kota dan negara ini. Semoga dibukakan pintu hati, manusia - manusia yang merasa dirinya "penting" itu tadi. Ah gak penting banget deh.

You May Also Like

0 komentar