Taman Nasional Gunung Palung

by - March 12, 2009

Kawasan Gunung Palung dikukuhkan sebagai Taman Nasional pada tanggal 24 Maret 1990, dengan luas 90.000 ha. Kawasan tersebut secara geografis terletak pada 1°00' - 1°20' LS dan 109°00' - 110°24' BT, dan secara administrasi melingkupi Kecamatan Sukadana, Simpang Hilir dan Sungai Laur Kabupaten Ketapang. Dinyatakan sebagai taman nasional oleh Menteri Kehutanan tahun 1990 dengan luas ± 90.000 ha. Secara administrasi pemerintahan berada pada 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Sukadana dan Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Dati II Ketapang, Propinsi Kalimantan Barat. Taman nasional ini ditunjuk berdasarkan surat keputusan Menteri Kehutanan, SK No. 448/Kpts-II/1990.
Taman nasional ini merupakan satu-satunya kawasan hutan tropika Dipterocarpus yang terbaik dan terluas di Kalimantan. Sekitar 65 persen kawasan, masih berupa hutan primer yang tidak terganggu aktivitas manusia dan memiliki banyak komunitas tumbuhan dan satwa liar. Seperti daerah Kalimantan Barat lain, umumnya kawasan ini ditumbuhi oleh jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus bancanus), damar (Agathis borneensis), pulai (Alstonia scholaris), rengas (Gluta renghas), kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), Bruguiera sp., Lumnitzera sp., Rhizophora sp., Sonneratia sp., ara si pencekik, dan tumbuhan obat. Tumbuhan yang tergolong unik di taman nasional ini adalah anggrek hitam (Coelogyne pandurata), yang mudah dilihat di Sungai Matan terutama pada bulan Februari-April. Daya tarik anggrek hitam terlihat pada bentuk bunga yang bertanda dengan warna hijau dengan kombinasi bercak hitam pada bagian tengah bunga, dan lama mekar antara 5-6 hari.
Tercatat ada 190 jenis burung dan 35 jenis mamalia yang berperan sebagai pemencar biji tumbuhan di hutan. Semua keluarga burung dan kemungkinan besar dari seluruh jenis burung yang ada di Kalimantan, terdapat di dalam hutan taman nasional ini. Satwa yang sering terlihat di Taman Nasional Gunung Palung yaitu bekantan (Nasalis larvatus), orangutan (Pongo satyrus), bajing tanah bergaris empat (Lariscus hosei), kijang (Muntiacus muntjak pleiharicus), beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus), beruk (Macaca nemestrina nemestrina), klampiau (Hylobates muelleri), kukang (Nyticebus coucang borneanus), rangkong badak (Buceros rhinoceros borneoensis), kancil (Tragulus napu borneanus), ayam hutan (Gallus gallus), enggang gading (Rhinoplax vigil), buaya siam (Crocodylus siamensis), kura-kura gading (Orlitia borneensis), dan penyu tempayan (Caretta caretta). Tidak kalah menariknya keberadaan tupai kenari (Rheithrosciurus macrotis) yang sangat langka, dan sulit untuk dilihat.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi seperti Pantai Pulau Datok dan Bukit Lubang Tedong, Cabang Panti tempat pusat penelitian dengan fasilitas stasiun penelitian, wisma peneliti dan perpustakaan, kemudian Kampung Baru tempat pengamatan satwa bekantan, lalu Sungai Matan dan Sungai Simpang dengan wisata menyelusuri sungai, pengamatan satwa dan wisata budaya (situs purbakala), serta pendakian yang dilakukan di Gunung Palung (1116 m dpl) dan Gunung Panti (1050 m dpl). Dari puncak gunung ini dapat dinikmati pemandangan kota-kota di bawahnya seperti Telok Melano, Rantau panjang dan alur sungai yang bermuara di selat Karimata. Selain itu pada beberapa bagian Gunung Palung dan Gunung Panti dapat ditemui sejumlah air terjun yang cukup menarik.
Cara pencapaian menuju lokasi, dari Pontianak menuju Ketapang menggunakan pesawat terbang selama 1,5 jam, atau dengan kapal motor antara 6-7 jam, dilanjutkan ke Sukadana (kendaraan roda empat) sekitar dua jam. Dari Sukadana ke lokasi melalui Sungai Meliya dengan longboat (bandong) sekitar empat jam. Pontianak - Teluk Batang (speed boat) empat jam dan dilanjutkan ke Teluk Melano (kendaraan roda dua) sekitar satu jam. Pontianak - Teluk Melano (speed boat) antara 9-10 jam.

You May Also Like

2 komentar

  1. BTN Gn Palung memang OK.
    Btw, anyway, busway...eh...mungkin disana ga da lap. badminton ya..?! Krn Kabalainya masih badminton di Sidoarjo, hehe...

    ReplyDelete