P o n A r i

by - February 16, 2009

Beberapa minggu terakhir ini atau bahkan beberapa hari belakangan berita seputar seorang bocah yang memiliki nama Ponari yang berasal dari sebuah desa di Kabupaten Jombang cukup menyita berbagai pemberitaan baik itu televisi maupun media cetak. Berawal dari sambaran petir yang kemudia ditemukan batu berwarna cokelat oleh si bocah, yang alih-alih kemudian diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Dari berita mulut ke mulut inilah akhirnya mendatangkan ribuan orang ke desa tempat Ponari tinggal, untuk meminta air yang dicelupin batu tersebut agar penyakit yang mereka atau saudara mereka punyai sembuh. Bukan kesembuhan yang didapat, 4 orang tewas karena antrian yang memakan waktu hingga berhari-hari.
Bahkan, setelah praktik dukun cilik tersebut ditutup oleh pihak kepolisianpun masyarakat masih tetap berduyun-duyun datang ke rumah Ponari. Belakangan tindakan mereka sudah bertambah tidak rasional, air bekas mandi Ponari-pun yang telah menggenang di comberan-pun tetap diambil yang kemudian diminum, tanpa ada rasa jijik dan berlogika.
Saya yakin, banyak yang terluka dan sedih atas kejadian seperti ini. Betapa masyarakat kita sangat dengan mudah terprovokasi (yang halus apa ya..), dan dapat bertindak diluar logika. Bahkan dimata saya yang sangat awam agama, saya menilai hal ini sudah masuk syirik. Apa ini sebagai salah satu tanda betapa pendidikan di negara kita masih sangat rendah, sehingga dengan mudah akal sehat ditinggalkan. Atau masyarakat kita sudah demikian putus asa akan sistem kesehatan di bangsa ini, dimana untuk berobat dan membeli obat adalah barang yang mahal di negeri ini. Sehingga apapun yang tidak masuk akalpun akan dijalani demi mempercayai dan mendapatkan pengobatan yang bersifat murah, walaupun sangat tidak berlogika pengobatannya.
Kefakiran membuat lebih dekat terhadap kekufuran.

You May Also Like

1 komentar

  1. putus asa, dan peran media lah yang menggemukkan syirik itu, coba kalo media mengungkapkan fenomena dari sisi ngebangun opini, gak bakalan seperti itu wadefaklah sama pertelepipisan indonesia

    ReplyDelete