Dhuhur Kurang Satu Rakaat
Saya kurang tahu penyebabnya apa, tapi yang jelas seisi mushola tadi siang sholat Dhuhur-nya kurang satu rakaat tetapi tidak ada yang mengingatkan Imam. Padahal caranya mudah, dengan melafalkan kata "Subhanalloh.." dengan cukup lantang agar Imam dapat mendengar atau dengan menepuk paha kita sekali hingga suara tepukan dapat terdengar oleh Imam. Tapi seisi mushola benar-benar larut dengan pikiran masing-masing, mungkin. Saya sendiri benar-benar jauh dari kata khusuk, sehingga saya ragu apa tadi sudah rakaat keempat apa masih ketiga. Kemudian Imam diberitahu bahwa sholat kami kurang satu rakaat, Imam langsung berdiri dengan diikuti ma'mum untuk melanjutkan rakaat yang kurang tadi.
Saya sangat terpengaruh dengan kejadian semalam, sehingga kejadian itu bergelayut terus di pikiran saya, sehingga sholatpun tidak khusuk. Dan saya sangat menyesal atas kejadian semalam, dimana saya bertengkar dengan seorang borjuis bermobil sirion hitam di jalan. Semalam saya berpikir, alangkah berbahayanya perbuatan saya semalam, bukan berbahaya untuk saya, tapi kedepan mungkin berbahaya bagi istri dan anak saya. Karena jika terjadi apa-apa dengan saya, tentu yang kesusahan adalah mereka berdua. Dan saya berjanji kepada istri saya tidak akan mengulangi hal tersebut dikemudian hari. Bukan karena saya pengecut, tapi hidup saya sekarang bukan lagi milik saya pribadi, tetapi juga ada istri dan anak yang juga menjadi tanggungjawab saya. God forgive me.
Ya, karena pikiran itu jugalah, saya kurang konsentrasi pada sholat dhuhur tadi. Sehingga seharusnya keraguan tadi tidak menghinggapiku untuk mengingatkan Imam bahwa sholat kami tadi kurang satu rakaat.
Saya sangat terpengaruh dengan kejadian semalam, sehingga kejadian itu bergelayut terus di pikiran saya, sehingga sholatpun tidak khusuk. Dan saya sangat menyesal atas kejadian semalam, dimana saya bertengkar dengan seorang borjuis bermobil sirion hitam di jalan. Semalam saya berpikir, alangkah berbahayanya perbuatan saya semalam, bukan berbahaya untuk saya, tapi kedepan mungkin berbahaya bagi istri dan anak saya. Karena jika terjadi apa-apa dengan saya, tentu yang kesusahan adalah mereka berdua. Dan saya berjanji kepada istri saya tidak akan mengulangi hal tersebut dikemudian hari. Bukan karena saya pengecut, tapi hidup saya sekarang bukan lagi milik saya pribadi, tetapi juga ada istri dan anak yang juga menjadi tanggungjawab saya. God forgive me.
Ya, karena pikiran itu jugalah, saya kurang konsentrasi pada sholat dhuhur tadi. Sehingga seharusnya keraguan tadi tidak menghinggapiku untuk mengingatkan Imam bahwa sholat kami tadi kurang satu rakaat.
0 komentar