Tarif Baru Listrik Diumumkan Hari Ini
JAKARTA — Pemerintah berencana mengumumkan tarif dasar listrik yang baru pada hari ini. Direktur Jenderal Listrik Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral J. Purwono mengatakan hasil kajian sejumlah alternatif besaran penurunan tarif listrik rencananya dibawa ke sidang kabinet hari ini. “Ini lagi dihitung-hitung bermacam- macam komponennya,” katanya saat dihubungi kemarin, “menghitung listrik kan agak rumit.”
Dia menolak menjelaskan alternatif tarif baru yang diusulkan Departemen Energi dengan alasan belum disepakati. "PLN sedang melakukan perhitungan konsolidasi," ujarnya. "Tunggu saja alternatif mana yang akan dipilih."
Meski begitu, ia mengisyaratkan penurunan tarif juga akan berlaku untuk pelanggan industri. "Ada upaya-upaya ke sana untuk stimulus ekonomi," katanya.
Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sri Mulyani Indrawati, Jumat lalu, mengatakan, selain memutuskan penurunan harga bahan bakar minyak, rapat kabinet hari ini akan membahas penurunan tarif listrik.
Menurut Sri Mulyani, ada kemungkinan penurunan tarif listrik terkait dengan turunnya harga bahan bakar. "Kami melihat struktur biaya PLN dan aspek-aspek efisiensi yang bisa dilakukan," katanya.
Wakil Direktur PLN Rudiantara tidak bersedia menjelaskan angka penurunan tarif listrik. Menurut dia, kebijakan tarif merupakan kewenangan pemerintah. "Kami tidak berhak memutuskan angka tersebut," ujarnya.
Yang jelas, kata Rudiantara, jika tarif diturunkan, konsekuensinya akan menaikkan biaya subsidi. Sebaliknya, jika tarif naik, subsidi turun. "PLN memang tidak didesain untuk untung," ujarnya.
Dia juga mengungkapkan naik-turunnya biaya ini bergantung pada harga minyak. Dia mencontohkan, sebelumnya PLN disubsidi Rp 60 triliun. Tapi, karena harga minyak naik, subsidi membengkak menjadi Rp 80 triliun.
Selain itu, Rudiantara melanjutkan, parameter penting dalam perhitungan tarif adalah angka pertumbuhan. Semula PLN memperkirakan pertumbuhan konsumsi sepanjang tahun lalu hanya 1,9 persen. Namun, perkiraan itu meleset. Pertumbuhan mencapai 5,6 persen. (Koran Tempo 12/01/2009)
Note : Semoga tidak hanya sekedar dibahas, tapi benar-benar dilaksanakan, tidak sekedar mau Pemilu, tapi karena pemerintah ingat rakyatnya yang sedang susah.
Dia menolak menjelaskan alternatif tarif baru yang diusulkan Departemen Energi dengan alasan belum disepakati. "PLN sedang melakukan perhitungan konsolidasi," ujarnya. "Tunggu saja alternatif mana yang akan dipilih."
Meski begitu, ia mengisyaratkan penurunan tarif juga akan berlaku untuk pelanggan industri. "Ada upaya-upaya ke sana untuk stimulus ekonomi," katanya.
Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sri Mulyani Indrawati, Jumat lalu, mengatakan, selain memutuskan penurunan harga bahan bakar minyak, rapat kabinet hari ini akan membahas penurunan tarif listrik.
Menurut Sri Mulyani, ada kemungkinan penurunan tarif listrik terkait dengan turunnya harga bahan bakar. "Kami melihat struktur biaya PLN dan aspek-aspek efisiensi yang bisa dilakukan," katanya.
Wakil Direktur PLN Rudiantara tidak bersedia menjelaskan angka penurunan tarif listrik. Menurut dia, kebijakan tarif merupakan kewenangan pemerintah. "Kami tidak berhak memutuskan angka tersebut," ujarnya.
Yang jelas, kata Rudiantara, jika tarif diturunkan, konsekuensinya akan menaikkan biaya subsidi. Sebaliknya, jika tarif naik, subsidi turun. "PLN memang tidak didesain untuk untung," ujarnya.
Dia juga mengungkapkan naik-turunnya biaya ini bergantung pada harga minyak. Dia mencontohkan, sebelumnya PLN disubsidi Rp 60 triliun. Tapi, karena harga minyak naik, subsidi membengkak menjadi Rp 80 triliun.
Selain itu, Rudiantara melanjutkan, parameter penting dalam perhitungan tarif adalah angka pertumbuhan. Semula PLN memperkirakan pertumbuhan konsumsi sepanjang tahun lalu hanya 1,9 persen. Namun, perkiraan itu meleset. Pertumbuhan mencapai 5,6 persen. (Koran Tempo 12/01/2009)
Note : Semoga tidak hanya sekedar dibahas, tapi benar-benar dilaksanakan, tidak sekedar mau Pemilu, tapi karena pemerintah ingat rakyatnya yang sedang susah.
0 komentar